Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati
melimpah, disamping itu Indonesia memiliki banyak budaya pengobatan
tradisional, termasuk penggunaan obat sejak dulu dan dilestarikan secara
turun-temurun. Studi ini memaparkan tentang potensi tumbuhan dan
budaya masyarakat di Desa Sumber Harum dalam memanfaatkan
tumbuhan obat disekitarnya, yang menunjukkan adanya interaksi
masyarakat dengan tumbuhan obat. Data dan informasi tentang tumbuhan
obat tradisional yang berada di Desa Sumber Harum serta cara
pemanfaatannya belum tersedia dan terdokumentasi terutama terkait
tumbuhan obat budidaya dan tumbuhan obat liar. Tujuan penelitian ini
mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan obat tradisional, cara pemanfaatan
tumbuhan oleh Masyarakat Desa Sumber Harum serta menganalisis
pengetahuan masyarakat terkait tumbuhan obat. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik observasi,
wawancara semi terstruktur, kuesioner, dokumentasi, koleksi sampel
tumbuhan, identifikasi tumbuhan obat Serta Metode Pebble Distribution
Method (PDM). Analisis data dilakukan dengan Local User’s Value Index
(LUVI). Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 93 jenis tumbuhan
obat di Desa Sumber Harum, terdiri dari 75 jenis tumbuhan obat budidaya
dan 18 jenis tumbuhan obat liar yang masing-masing dikelompokkan
menjadi 50 famili. Cara pemanfaatkan tumbuhan obat dilakukan secara
direbus, mengkonsumsi secara langsung, ditumbuk, diparut, diperas,
ditempel. Nilai LUVI pada tumbuhan obat memiliki dua kategori, nilai
tertinggi pada kategori budidaya adalah daun alpukat (Persea Americana
P.Mill) dengan nilai 0.0689, sedangkan jenis tumbuhan pada kategori
tumbuhan obat liar yang paling tinggi adalah ciplukan (Physalis angulate
L.) dengan nilai 0.0033.