Kementerian Agama sebagai penyelenggara pendidikan formal di MAN
telah berupaya meningkatkan mutu pengelolaan. Salah satunya dengan
menjelankan program pengembangan profesional guru MAN di Riau.
Namun demikian masih tedapat gejala bahwa terdapat beberapa guru yang
belum terayomi dalam bimbingan pengembangan diri serta terbatasnya
kouta peserta pada pendidikan dan latihan keguruan. Penelitian dengan
metode kualitatif ini menggunakan pendekatan evaluatif. Teknik evaluasi
yang ditetapkan adalah model context input process and product (CIPP).
Model ini dipilih karena dapat diterapkan sebelum dan sedang suatu
program berjalan, serta setelah program berakhir. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa seluruh aspek baik dari sisi kontek, masukan, proses
maupun produk dikategorikan berkualitas sedang. Lokasi penelitian
ditetapkan pada tiga MAN yang ada di Riau yakni MAN 1 Pekanbaru, MAN
1 Rokan Hilir, dan MAN 1 Indragiri Hilir. dengan melibatkan 135 guru
sebagai informan disamping informan utama lainnya yakni para pejabat
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Riau serta Kementerian
Agama Kabupaten/Kota pada ketiga lokasi penelitian. Analisa menunjukkan
bahwa program pengembangan guru MAN di Riau telah berhasil
meningkatkan jumlah guru MAN yang memperoleh sertifikat pendidik, dan
guru sangat antusias apabila ditunjukkan untuk mengikuti diklat ataupun
workshop. Namun demikian masih diperlukan peningkatan bimbingan
peningkatan kompetensi guru, serta pembinaan untuk bimbingan kenaikan
pangkat dan jabatan fungsional guru yang sudah tersertifikasi. Hal lain yang
perlu diperharikan adalah belum adanya standar operasional prosedur
tugas yang jelas bari para staf pendukug program, sehingga kesanggupan
staf pelaksana dalam menjalankan fungsinya masih beluk optimal.