Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan hukum islam pada pernikahan
dini yang mana praktik pernikahan dini ini terjadi di Desa Simpang Parit,
Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Adapun
metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan atau
bisa disebut dengan penelitian kualitatif dengan menngunakan pendekatan
yurisdis empiris yaitu pendekatan dengan melihat sesuatu kenyataan Hukum di
dalam Masyarakat. Penulis meggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data
skunder dan 2 instrumen pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi.
Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, terjadinya
tradisi pernikahan dini karena rendahnya pendidikan orang tua dan di temukan
kepercayaan lama menikah dan menjadi perawan tua masih hal yang di percaya di
Desa Simpang Parit. Tradisi dilakukan oleh masyarakat sehinga turun temurun
dan masih dipraktekkan hingga sekarang. Kedua, sebagian besar mempunyai
gagasan pemikiran bahwa sanya anak perempuan tidak harus mengenyam
pendidikan yang lebih tinggi, hal itu menjadi pendorong terjadinya pernikahan
dini. Ketiga, jika dilihat dari tinjauan Hukum Islam Al-Qur'an sebagai rujukan
utama hukum islam juga tidak memberikan batasan eksplisit pada usia berapa
seseorang diperbolehkan menikah. Tapi dalam undang-undang pemerintah telah
merevisi Pasal 7 ayat (1) mengatakan bahwa: Perkawinan hanya diizinkan apabila
pria dan wanita sudah mencapai batas usia yang telah ditentukan yaitu 19
(Sembilan belas) tahun. Maka dari pemaparan diatas disarankan kepada
masyarakat Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten
Merangin hendaknya lebih memahami lagi masalah-masalah yang berkenaan
dengan pernikahan dalam islam dan hukum, sehingga pernikahan tidak sah secara
agama, tetapi juga sah secara hukum.