Penelitian ini bertujuan mengkaji 4 (empat) variabel dengan
menggunakan analisis jalur. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengungkap
pengaruh perilaku pemimpin partisipatif, orientasi prestasi terhadap
Kepuasan Kerja yang dimediasi oleh motivasi kerja. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel
sebesar 106 responden yang berasal dari MTSN 1 Batam, MTSN 2
Natuna, MTSN Tanjung Pinang. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu berupa angket yang selanjutnya di olah dengan analisis
statistik.
Adapun hasilnya yaitu meliputi; 1). Perilaku Pemimpin Partisipatif
berpengaruh langsung terhadap Kepuasan Kerja sebesar 50,6%. 2).
Orientasi Prestasi berpengaruh langsung terhadap Kepuasan Kerja
sebesar 50,2%. 3). Perilaku Pemimpin Partisipatif dan Orientasi Prestasi
secara simultan berpengaruh langsung terhadap Kepuasan Kerja sebesar
50,9%. 4). Perilaku Pemimpin Partisipatif berpengaruh langsung terhadap
motivasi kerja sebesar 52,9%. 5). Orientasi Prestasi berpengaruh
langsung terhadap motivasi kerja sebesar 54,3%. 6). Perilaku Pemimpin
Partisipatif dan Orientasi Prestasi secara simultan berpengaruh langsung
terhadap motivasi kerja sebesar 63,6%. 7). Motivasi Kerja berpengaruh
langsung terhadap Kepuasan Kerja sebesar 62,4%. 8). Perilaku
Pemimpin Partisipatif berpengaruh langsung terhadap Kepuasan Kerja
melalui Motivasi Kerja sebesar 88,7%. 9). Orientasi Prestasi berpengaruh
langsung terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi Kerja sebesar
88,6%. 10). Perilaku Pemimpin Partisipatif, Orientasi Prestasi dan Motivasi
Kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh langsung terhadap
Kepuasan Kerja sebesar 83,1%.
Kesimpulanya ialah perilaku pemimpin partisipatif, orientasi prestasi
dan motivasi kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Dan dapat
dijelaskan bahwa motivasi kerja selain sebagai variabel eksogen, ia juga
mampu menjalankan peranya sebagai variabel intervening. Dan novelty
atau kebaruan dari pengembangan teori kepuasan kerja tersebut dalam
penelitian ini yaitu: pendekatan holistik berbasis nilai-nilai agama,
penekanan pada peningkatan kualitas pembelajaran, pembangunan
kesejahteraan spiritual dan emosional, pengukuran produktivitas melalui
keseimbangan hasil kuantitatif dan kualitatif.