Metode discovery learning merupakan seuatu metode pembelajaran yang meberikan kesempatan pada anak untuk menemukan sendiri hasil akhir dari pembelajaran yang dilakukan secara langsung. Pembelajaran sains merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses ilmiah atau yang dikaitkan dengan cara dan kegiatan yang dilakukan anak dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi. Perkembangan kognitif ialah proses anak menggunakan pikiran atau pengetahuannya untuk meningkatkan kemampuan. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yang menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Alat pengumpulan data yang digunakan ialah observasi dan dokumentasi. Pengujian hipotesis digunakan analisis data dengan uji t. Hasil penelitian ini berupa: adanya pengaruh antara variabel x1 (metode discovery learning) terhadap variabel y (perkembangan kognitif). Adanya pengaruh antara variabel x2 (pembelajaran sains) terhadap variabel y (perkembangan kognitif). Hasil analisis Paired Sample T-test menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sesuai dengan kriteria jika nilai signifikan lebih kecil < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa setelah menerapkan metode discovery learning dan pembelajaran sains didapati bahwa nilai rata-rata posttest tidak sama dengan nilai rata-rata pretest secara signifikan atau “terdapat pengaruh antara metode discovery learning dan pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Falah Teluk Pinang”.