Awaliyah, Suharni (2024) KONSEP KESETARAAN GENDER DALAM PEMBAGIAN WARISAN (Studi Komparatif Penafsiran ‘Ali as{- S{a>bu>ni> dan Muhammad Syahru>r). Other thesis, UIN STS JAMBI.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian ini membahas tentang hukum waris dalam syariat Islam. Oleh
karena itu, Al-Qur'an menjadi sumber informasi utama dan dasar penentuan
pembagian warisan dan hadis Nabi Muhammad SAW. Mengenai ketentuan-
ketentuan warisan. Namun, beberapa para ulama dalam kitab fiqih mu'tabar,
berpendapat bahwa laki-laki lebih besar mendapat bagian dibandingkan
perempuan. Hal ini ditentang banyak feminis modern saat ini, termasuk Aminah
Wadud, Fatimah Mernisi, dan Munawir Sjadzali. Mereka berpendapat bahwa
sudut pandang ini tidak adil dan bias gender. Para feminis menyatakan bahwa
pembagian warisan seharusnya ditentukan oleh kondisi dan keadaan ahli waris
yang ditinggalkan, serta berdasarkan prinsip kesetaraan dan bukan berdasarkan
perbedaan gender.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi kualitatif
berbasis perpustakaan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif (berupa data,
kalimat, skema, gambar, dan gambaran) disebut penelitian kualitatif. Oleh karena
itu, peneliti akan mengkaji hukum waris yang sangat kontroversial di kalangan
para mufasir dalam mengkaji hukum waris tersebut.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa maksud dari kesetaraan
gender dari sudut pandang ‘Ali as}-S{a>bu>ni> dan Muhammd Syahru>r adalah dilihat
dari kesetaraan dalam hal tanggung jawab dan kondsi ahli waris, dengan
munculnya gagasan Theory of Limit Muhammad Syahru>r. Dalam ruang lingkup
teori Syahru>r yang dimaksud kesetaraan gender dalam pembagian warisan adalah
setara dalam hal pembagian harta secara merata tanpa melihat tanggung jawab
dan kondisi ahli waris. Dalam segi penafsiran ayat-ayat waris banyak sekali
perbedaan dalam pembagian warisan antara ‘Ali as}-S{abu>ni> dan Muhammad
Syahru>r. ‘Ali as{-S{abu>ni> dalam penafsirannya berpendapat bahwa waris antara
laki-laki dan perempuan dengan perbandingan 2:1 bersifat tidak dapat diubah dan
tidak dapat dinalar karena memakai dasar hukum QS. An-Nisa> ayat 11.
Muhammad Syahru>r berpendapat bahwa pembagian harta waris laki-laki dan
perempuan berhak mendapat hak yang setara.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Studi Agama > Ilmu Al quran dan Tafsir |
Depositing User: | Perpustakaan UIN STS Jambi |
Date Deposited: | 30 May 2025 06:17 |
Last Modified: | 30 May 2025 06:17 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/769 |