Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui landasan teologis dari hadis
terkait tradisi shalat berjama‟ah empat puluh hari berturut-turut dan bagaimana
pemahaman masyarakat terhadap hadis tersebut. serta bagaimana Perspektif
masyarakat desa Kungkai terhadap tradisi shalat berjama‟ah empat puluh hari
berturut-turut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang mana data
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, Sedangkan jenis
penelitianya adalah penelitian living hadis.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Shalat berjama‟ah 40 hari pada
masyarakat desa Kungkai berangkat dari perintah Nabi Saw. dalam hadis riwayat
Tirmidzi yang menyebutkan dua keutamaan yang akan didapat (terbebas dari api
neraka dan terbebas dari kemunafikan), Pemahaman masyarakat desa Kungkai
terhadap hadis anjuran shalat berjama‟ah empat puluh hari berturut-turut
sangatlah sederhana, dimana mereka memahami hadis secara tekstual, yaitu hanya
terpaku teks dalam hadis. Seperti halnya bahwa mereka melaksanakan shalat
berjama‟ah empat puluh hari berturut-turut dengan alasan dijanjikan dua
keutamaan dalam hadis yaitu (terbebas dari api neraka dan terbebas dari
kemunafikan). Pemahaman masyarakat Desa Kungkai terhadap hadis anjuran
shalat Shalat berjama‟ah empat puluh hari berturut-turut sangatlah sederhana.
Perspektif masyarakat terhadap shalat berjama‟ah empat puluh hari berturut-turut
bisa dikatakan sangat baik, dimana antusias masyarakat Desa Kungkai terhadap
shalat shalat berjama‟ah empat puluh hari berturut-turut cukup baik. Peserta shalat
berjamaah selama empat puluh hari berturut-turut ini memiliki jumlah yang
tergolong banyak. Data terakhir yaitu pada tahun 2022 Peserta shalat berjamaah
selama empat puluh hari berturut-turut di musholla berjumlah 25 orang dan di
masjid berjumlah 30 orang. Manfaat dari pelaksanaan shalat berjama‟ah empat
puluh hari berturut-turut yaitu jadi terbiasa untuk melaksanakan shalat secara
berjama‟ah,lebih disiplin waktu.