Logo UIN

Digital Library - UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

PERBANDINGAN PENAFSIRAN AYAT NIKAH BEDA AGAMA PERSPEKTIF IMAM AL QURTUBI DAN MUHAMMAD ABDUH

Nisa, Af 'Idatun (2024) PERBANDINGAN PENAFSIRAN AYAT NIKAH BEDA AGAMA PERSPEKTIF IMAM AL QURTUBI DAN MUHAMMAD ABDUH. Other thesis, UIN STS JAMBI.

Full text not available from this repository.

Abstract

Nikah beda agama merupakan salah satu polemik di masyarakat, terutama
dalam hal pernikahan antara seorang muslim dengan seorang dari golongan bukan
muslim. Pendekatan ulama terhadap nikah beda agama berbeda-beda, terutama dari
perspektif golongan musyrik dan golongan ahli kitab. Pembahasan tentang
pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an yang akan dibahas di dalam penelitian ini

terdapat dalam beberapa ayat yaitu, surah Al-Baqarah ayat 221 dan Surah Al-
Maidah ayat 5.

Objek utama pada penelitian ini adalah Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an
dan Tafsir Al Manar. Dengan membandingkan antara keduanya untuk mencari
persamaan dan perbedaan penafsiran menggunakan metode Muqaran. metode tafsir
yang membandingkan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis Nabi, dan pendapat ulama dalam
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Metode ini mencoba untuk menjelaskan ayat-ayat
Al-Qur'an berdasarkan pada apa yang telah ditulis oleh sejumlah mufassir.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa ketika menafsirkan ayat-ayat
pernikahan beda agama pada Surah Al-Baqarah ayat 221, baik Tafsir Al-Jami’ li
Ahkam Al-Qur’an maupun Tafsir Al-Manar memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya terletak pada kesimpulan yang diambil keduanya yaitu
mengharamkan pernikahan pria muslim dan wanita musyrik. Dan perbedaan antara
keduanya terletak pada pemahaman yang mereka gunakan dalam menafsirkan ayat
tersebut. Dalam Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menafsirkan kata musyrikat pada
ayat 221 yang dimaksud adalah wanita penyembah berhala dan wanita yang
beragama Majusi, sedangkan dalam Tafsir Al-Manar yang di maksud musyrikat
adalah Wanita arab yang tidak memiliki kitab suci dan Wanita majusi tidak
termasuk musyrik. Adalam penafsiran Surah Al-Ma’idah ayat 5 juga terdapat
persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu dari kata al-Muhshanat menurut
Imam Al-Qurtubi adalah wanita yang menjaga kehormatan dan dari wanita yang

merdeka bukan budak, sedangkan menurut Muhammad Abduh yaitu Wanita baik-
baik yang terhormat dan terhindar dari perbuatan zina. Sedangkan perbedaan

hukum dalam penafsiranya, Imam Al-Qurtubi cenderung mengharamkan menikahi
wanita Ahli Kitab, karena mereka termasuk golongan musyrik, adapun yang
dimaksud Ahli Kitab disini adalah wanita Yahudi dan Nasrani dari bangsa Arab.
Sedangkan Muhammad Abduh membolehkan menikahi wanita Ahli Kitab. Adapun
yang di maksud ahli kitab adalah yang memiliki kitab suci, seperti Yahudi, Nasrani,
Majusi, Shabi'un, Hindu, Budha.

Item Type: Thesis (Other)
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Studi Agama > Ilmu Al quran dan Tafsir
Depositing User: Perpustakaan UIN STS Jambi
Date Deposited: 28 May 2025 06:27
Last Modified: 28 May 2025 06:27
URI: http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/740

Actions (login required)

View Item
View Item