Penelitian ini dilatar belakangi adanya suatu perbedaan konsep penafsiran
ayat sumpah Allah dalam Al-Qur’pada kitab Tafsir at-Tibyan fi Aqsa>mi Al-Qur’an
karya Ibn Qayyim al-Jauziyyah dan Tafsir al- Furqa>n karya Ah}mad H{assan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberi suatu pemahaman lebih mengenai konsep
sumpah Allah dalam Al-Qur’an serta menambah pengetahuan dan wawasan baru
terhadap penafsiran Ibn Qayyim al-Jauziyyah dan Ah}mad H{assan terhadap sumpah
Allah dalam Al-Qur’an. Yang dimana perbedaan penafsiran ayat qasa>m dapat
memiliki dampak signifikasi pemahaman dan interpretasi terhadap ayat tersebut,
serta pada aplikasinya dalam kehidupan umat islam.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu library research dengan
menggunakan metode komparasi yaitu dengan mebandingkan data-data yang
ditarik ke dalam konklusi baru. Lalu selanjutnya akan dilakukan analisis mengenai
konsep sumpah Allah dalam dua kitab diantaranya: kitab Tafsir at-Tibyan fi
Aqsa>mi Al-Qur’an karya Ibn Qayyim al-Jauziyyah dan kitab Tafsir al-Furqa>n
karya Ah}mad H{assan
Penelitian ini akan menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain:
Sumpah Allah dalam Al-Qur’an terdiri dari tiga komponen: muqsa>m bih, muqsa>m
alaih, dan adat qasa>m. Sumpah Allah memiliki arti dalam bentuk untuk
menguatkan berita yang disampaikan Allah dalam Al-Qur’an. Dalam penafsiran
ayat-ayat sumpah, Ibn Qayyim al-Jauziyah menafsirkan sumpah Allah sebagai
bukti keberadaan Allah sebagai pencipta alam, serta menunjukkan bahwa Allah
memiliki keesaan, kekuasaan, dan semua sifat kesempurnaan yang hanya milik
Allah. Namun menurut Ah}mad H>{assan, sumpah Allah adalah salah satu teknik
retorika yang digunakan untuk menarik perhatian kepada sesuatu yang dipakai
buat sumpah, maka dari itu Ah}mad H{assan mengartikan “Demi” itu dengan
“perhatikanlah”.
Skripsi ini membuktikan terhadap penafsiran Ibn Qayyim al-Jauziyyah dan

Ah}mad H{assan terhadap pemaknaan sumpah Allah dalam konteks pemahaman al-
Qur’an, dan juga memperlihatkan corak yang khas dan serta dapat memperkaya

khazanah pemahaman Al-Qur’an yang berharga bagi umat untuk dapat
menghayati, memahami agar maksud Al-Qur’an itu sebagai petunjuk dan rahmat
yang dapat tercapai dengan baik serta dapat meluruskan jalan kehidupan. Misalnya
tafsiran ayat sumpah terhadap surah ad-Dhuha dan al-Lail menyatakan dalam ini
dengan maksud demi malam dan demi pagi berpendapat bahwa dipagi hari kita
sebagai manusia harus giat bekerja, melakukan aktivitas sampai tiba malam hari
kita dapat mengistirahatkan agar dipagi hari yang cerah kita lebih giat kembali
dalam menjalankan aktivitas.