Latar belakang penelitian ini didasari dengan penafsiran Wahbah Al�Zuh{ayli pada ayat-ayat tentang Isra>f dan Tabdhir di dalam Al-Qur’an yang
berkaitan dengan fenomena masyarakat modern masa kini yaitu kegiatan flexing
dan mukbang, Isra>f menurut Al-Zuh{ayli bermakna sebagai sesuatu yang
berlebihan dan melampaui batas dalam sebuah tindakan dan Tabdhir yaitu
berlebihan ataupun boros dalam mengelola harta. Kemudian flexing merupakan
sebuah bentuk praktik kegiatan dimana seseorang mengunakan hartanya untuk
bersuka ria dan dipamerkan, dan mukbang adalah kegiatan seseorang yang
mengonsumsi makanan dengan cara tidak wajar. Flexing dan mukbang
berdampak negatif bagi pelaku dan lingkungan sekitar, maka dari itu dalam
penelitian ini dengan menghubungkan fenomena flexing dan mukbang dengan
ayat-ayat tentang Isra>f dan Tabdhir untuk mengetahui bagaimana peran agama
dan Al-Qur’an dalam menyikapi suatu tindakan yang dilakukan secara
berlebihan.
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian dengan bentuk penelitian
kepustakaan (Library Research) dengan mengunakan metode kualitatif yang
dituangkan secara Deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
sebagaimana teknik pengumpulan data kepustakaan yaitu data yang dikumpulkan
berupa kalimat, gambar, naskah, artikel, dan literature lainnya. Data yang telah
dikumpulkan dalam penelitian ini kemudian di analisis dengan mengunakan
metode analisis isi atau content analisyst untuk menarik intisari dari pembahasan
dalam penelitian. Obyek penelitian adalah Isra>f dan Tabdhir dalam Al-Qur’an.
Sumber primer dalam penelitian ini ialah Al-Qur’an dan kitab tafsir Al-Munir
karya Wahbah Al-Zuh{ayli. Sedangkan sumber sekunder berupa kitab tafsir-kitab
tafsir, kamus Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaz{ Al-Qur’an Al-Kari>m, kamus
bahasa Arab, dan semua literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti
skripsi, jurnal, artikel, dan website.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Isra>f dan Tabdhir
merupakan perilaku yang tidak disukai oleh Allah Swt dan tercela bagi
pelakunya. Dalam kaitannya dengan fenomena Flaxing dan Mukbang,
bahwasanya berlebihan dalam mengelola harta dan kenikmatan seperti yang di
praktikan dalam kegiatan flaxing dan mukbang merupakan bentuk kegiatan yang
semestinya tidak dipraktikan dalam kehidupan, karena tidak bersesuaian dengan
agama dan syari’at yang melarang melakukan perbuatan melampaui batas dan
berlebihan yang kemudian bisa mengarah kepada perilaku yang tidak disukai oleh
Allah Swt yaitu Isra>f dan Tabdhir. Sehingga secara korelasi kegiatan Flaxing dan
Mukbang tidak dibenarkan dan terlarang dalam syari’at Islam.