Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan tafsiran antara Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Mishbah dalam memahami QS. an-Nisa ayat 1. Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir berpandangan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam yang bengkok bagian kiri dari belakang. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah berpandangan bahwa Allah menciptakan Hawa dari jenis yang sama dengan Adam, bukan dari salah satu bagian tubuhnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui lebih dalam pandangan
penciptaan perempuan perspektif Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah serta hal apa yang melatarbelakangi kedua mufassir ini dalam menafsirkan ayat al-Qur’an. Riset ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis kepustakaan (library research). Metode yang digunakan yaitu komparatif. Diterapkannya
metode ini guna menganalisis adanya persamaan dan perbedaan antara Tafsir
Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah tentang penciptaan perempuan dalam QS. an-
Nisa ayat 1. Hasil penelitian ini ialah Ibnu Katsir memahami bahwa Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam bagian kiri dari belakang saat Adam sedang tertidur. Pandangan ini tidak terlepas dari corak Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Corak yang digunakan ialah normative-historis yang berbasis utama kepada hadits atau riwayah. Tak heran apabila dalam penafsirannya terhadap QS. an-Nisa ayat 1, Ibnu Katsir secara tidak langsung cenderung berpihak pada apa
yang tercantum dalam cerita-cerita Israiliyyat mengenai asal-usul Hawa. Sedangkan Quraish Shihab adalah ulama terkemuka asal Indonesia yang dalam menafsirkan al-Qur’an lebih menonjolkan pada corak kebahasaan, adabi ijtima’i, teologis, dan ilmu pengetahuan. Terlihat saat memaknai QS. an-Nisa ayat 1,
Shihab berpandangan bahwa Hawa dan Adam diciptakan dari bahan dasar atau
jenis yang sama, yakni tanah.