Logo UIN

Digital Library - UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

MUBADALAH DALAM ETIKA BERHIAS (INTERPRETASI QS. AL-AHZAB AYAT 32-33 PERSPEKTIF NALAR KEADILAN GENDER)

JENETRI, MABINA (2024) MUBADALAH DALAM ETIKA BERHIAS (INTERPRETASI QS. AL-AHZAB AYAT 32-33 PERSPEKTIF NALAR KEADILAN GENDER). Other thesis, UIN STS Jambi.

Full text not available from this repository.

Abstract

Berhias adalah segala sesuatu yang mencerminkan kecantikan dan keindahan,
tentu saja ini tidak terbatas hanya pada pakaian, perhiasan, aksesori, alat perias
wajah, parfum, dan sebagainya. Berhias juga bermakna perbuatan memperindah
penampilan yang biasa dikerjakan dalam kegiatan sehari-hari. Berhias realitanya
juga dapat melahirkan sifat tabarruj (berlebihan). Dalam penulisan skripsi ini

penulis memfokuskan pada ayat-ayat tentang berhias dan tabarruj, kemudian ayat-
ayat yang terkumpul dapat dilihat makna yang tersirat di dalamnya.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode kualitatif
yang bersifat deskriptif-analitis. Pada penelitian ini, metode pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi. Data dokumentasi yang dikumpulkan berupa
teks ayat Al-Qur’an, kitab, buku, jurnal, artikel dan lainnya. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari pendekatan qira>’ah muba>dalah
yaitu dengan cara menggali universal Islam tanpa memandang jenis kelamin,
menemukan gagasan utama ayat tanpa melihat jenis kelamin objek yang
disebutkan, memberikan gagasan utama yang telah didapat dari langkah
sebelumnya pada jenis kelamin yang tidak disebutkan dalam ayat.
Hasil penelitian dari skripsi ini menemukan bahwa pertama, salah satu
penyebab adanya perilaku berhias adalah baik laki-laki maupun perempuan pada
zaman sekarang ini ingin terlihat fashionable dengan menggunakan pakaian yang
kekinian dan hanya mementingkan aspek keindahan, bukan sebagai tujuan utama

dalam berpakaian yakni untuk menutup aurat. Kedua dalam menafsirkan QS. Al-
Ahzab ayat 32-33 para mufassir klasik, modern hingga kontemporer melarang

berhias secara berlebih-lebihan seperti perilaku tabarruj kaum jahiliyah dahulu.
Ketiga hasil dari interpretasi terhadap QS. Al-Ahzab ayat 32-33 dengan pendekatan
qira’ah mubadalah maka ditemukan argumentasi umum bahwa laki-laki memiliki
potensi yang sama dengan perempuan untuk terjerumus kedalam perbuatan tabarruj
yang dilarang oleh syari’at agama Islam.

Item Type: Thesis (Other)
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Studi Agama > Ilmu Al quran dan Tafsir
Depositing User: Perpustakaan UIN STS Jambi
Date Deposited: 27 May 2025 07:58
Last Modified: 27 May 2025 08:04
URI: http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/693

Actions (login required)

View Item
View Item