Penelitian ini berfokus pada nikah mut’ah , sebuah praktik pernikahan yang kontroversial dalam Islam. Nikah mut’ah merupakan pernikahan sementara yang pernah diperbolehkan pada masa awal Islam, namun kemudian dilarang oleh Rasulullah. Perdebatan mengenai keabsahan nikah mut’ah terus berlanjut antara ulama Sunni dan Syi’ah. Ulama Sunni berpendapat bahwa nikah mut’ah telah diharamkan berdasarkan hadits yang jelas, sementara ulama Syi’ah tetap menganggapnya sah berdasarkan interpretasi dari Surah An-Nisa’ ayat 24.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian pustaka (library research). Data utama diperoleh dari dua kitab tafsir, yakni Tafsir al - Mizan karya Thabathaba’i dari perspektif Syi’ah dan Tafsir Adhwa’ul Bayan karya Muhammad al-Amin al-Shinqiti dari perspektif Sunni. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif-komparatif, di mana penelitian ini membandingkan penafsiran kedua kitab terhadap ayat terkait nikah mut’ah .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama Syi’ah menganggap nikah mut’ah sah dan masih diperbolehkan berdasarkan ayat Al-Qur’an dan ijma’ ulama, sementara ulama Sunni umumnya berpendapat bahwa kebolehan nikah mut’ah telah dicabut dan praktik tersebut haram. Perbedaan ini mencerminkan pandangan yang berbeda dalam metode penafsiran antara kedua kelompok.