Septiani, Anggun (2024) PENAFSIRAN KATA H{IJA<B (TABIR) PADA QS. AL-AH{ZA<B AYAT 53 PERSPEKTIF MA’NA CUM MAGHZA DAN SIGNIFIKASI TERHADAP FENOMENA IKHTILA<T. Other thesis, UIN STS Jambi.
Full text not available from this repository.Abstract
Fenomena ikhtila>t} saat ini cukup marak terjadi. Hal ini karena tidak adanya
batasan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Fenomena ikhtila>t} ini
dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, seperti pasar, rumah sakit, konser, mall, dan
tempat-tempat yang tidak memiliki pembatas antara laki-laki dan perempuan tanpa
adanya keperluan khusus. Hal ini tentu bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh
agama Islam melalui Al-Qur’an dan Hadis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk melihat gabaran ikhtila>t} di Indonesia, kemudian melihat ragam penafsiran Qs.
Al-Ah}za>b ayat 53 yang berhubungan dengan larangan bercampur-baur antara laki-
laki dan perempuan yang bukan mahram, serta untuk melihat signifikasi Qs. Al-
Ah}za>b ayat 53 terhadap tindakan ikhtila>t} dengan pendekatan ma’na cum maghza.
Penelitian ini berjeniskan kepustakaan dengan metode kualitatif. Pada
penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data
dokumentasi yang dikumpulkan berupa teks ayat Al-Qur’an, kitab, buku, jurnal,
artikel, dan lainnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari pendekatan ma’na cum maghza yaitu dengan cara analisis linguistik,
intratekstualitas, analisis histori baik makro maupun mikro, dan dignifikasi
fenomenal historis, serta signifikasi fenomenal dinamis.
Hasil temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa pertama, fenomena
ikhtila>t} ini sangat marak terjadi di Indonesia. Kedua, dalam menafsirkan Qs. Al-
Ah}za>b ayat 53 para mufassir dari klasik, modern hingga kontemporer memiliki
kecendrungan tentang larangan ber-ikhtila>t} . Ketiga, hasil dari interpretasi terhadap
Qs. Al-Ah}za>b ayat 53 dengan pendekatan ma’na cum maghza maka ditemukan
signifikasi fenomenal historis yaitu. Pertama, perintah menggunakan H{ija>b pada saat
bertemu dengan yang bukan mahram. Kedua, larangan memasuki rumah orang lain
tanpa izin. Ketiga, larangan berlama-lama ketika bertamu tanpa adanya kepentingan
khusus. Jika dilihat di masa sekarang hal ini memunculkan signifikasi fenomenal
dinamis berupa perintah menjaga batasan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahram untuk menghindari perilaku ikhtila>t} dalam upaya minimalisasi pergaulan
bebas. Salah satu bentuk ikhtila>t} tersebut yakni berdua-duaan ataupun berkumpulnya
laki-laki dan perempuan tanpa adanya batasan, sehingga memungkinkan terjadinya
perbuatan yang dilarang Allah SAW. Fenomena ikhtila>t} merupakan perilaku yang
sangat tercela, sebagaimana tergambarkan pada Qs. Al-Ah}za>b ayat 53.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Studi Agama |
Depositing User: | Perpustakaan UIN STS Jambi |
Date Deposited: | 27 May 2025 02:50 |
Last Modified: | 27 May 2025 03:06 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/667 |