Sartika, Leli (2024) BUNGA BANK PERSPEKTIF PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT (ANALISIS KONTEN PENAFSIRAN). Other thesis, UIN STS JAMBI.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian ini membahas tentang bunga bank dalam persfektif Pemikiran Mahmud
Syaltut. Dalam Al-Qur’an Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba/Bunga,
sedangkan dalam penelitian ini menemukan bahwa persoalan bunga bank sampai saat ini
masih menjadi sesuatu yang masih diperdebatkan. Perlu dijawab dan diperjelas oleh para
tokoh Islam agar masyarakat tidak salah dalam mengambil jalan alterntaif untuk
kebutuhannya. Dikarenakan penafsiran dan pendapat Mhamud Syaltut sangat modern dan
dipengaruhi oleh Kemajuan Zaman yang akan menjawab pertanyaan dan permasalahan
pada saat Modern-kontemporer. Perdebatan ini melahirkan dua pandangan, yaitu semua
bunga termasuk riba begitupun dengan bunga bank, namun bedahal dengan penafsiran dan
pendapat Mahmud Syaltut mengenai bunga bank. Menarik untuk peneliti dalami penelitian
ini apa itu bunga bank pandangan Mahmud Syaltut serta apa yang mempengaruhi
penafsirannya tersebut.
Riset ini merupakan library research atau disebut biasanya penelitian kepustakaan.
Metodologi yang digunakan penelitian ini kualitatif dengan menganalis Pemikiran
Mahmud Syaltut dalam karyanya Kitab tafsir Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Al-Ajza’ AlAsyrah Al-Ula dan juga satu buku yang menjelaskan lebih detail dari pembahasan
tafsirnya, yakni buku Al-fatawa. Sedangkan sumber data lainnya adalah buku-buku yang
membahas tema tentang bunga bank secara umum. Analisis yang digunakan adalah
Analisis Teori Muhammad Husen Al-Dzahabi. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan Analisis Konten Penafsiran, yakni memandang yang mempengaruhi penafsiran
Mahmud Syaltut tentang bunga bank.
Berdasarkan analisa yang telah didapat, dapat disimpulkan bahwasanya bunga bank
bergantung kepada kondisi zaman. Para Ulama’ banyak menilai bunga bank secara tekstual
yang mana melihat hal tersebut sebagai penambahan atau riba, karena dalam sudah
diberikan informasi di awal tentang persentase yang ada maka hal tersebut dianggapnya
haram sebab adanya penambahan jumlah yang ada. Sedang Mahmud Syaltut lebih
kontekstual, dia melihatnya bukan dari penambahan tetapi dari unsur eksploitasi harta,
pencekikan, Kedzaliman dan unsur penipuan. Mahmud Syaltut menyatakan bahwasannya
pinjaman yang disediakan oleh bank merupakan pinjaman yang produktif, karena lebih
sering digunakan untuk kegiatan usaha. Dari pihak bank sendiri pasti sudah mengukur
kemampuan dari nasabah untuk membayar hutang yang mereka pinjam. Pada masa itu para
Mufassir Klasik melihat dari segi penambahan yang dilakukan tidak dengan kesepakatan
yang dibuat oleh pihak bank dan nasabah melainkan dengan ketentuan dari si pemberi
hutang atau bank, sedang yang dilihat oleh Mahmud Syaltut adalah bunga yang sudah
dihitung dan sudah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak tidak terjadi kedzaliman
terhadap satu pihak yakni bank dan nasabah.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Studi Agama > Ilmu Al quran dan Tafsir |
Depositing User: | Perpustakaan UIN STS Jambi |
Date Deposited: | 27 May 2025 02:43 |
Last Modified: | 27 May 2025 02:43 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/665 |