Penelitian ini didasari pada keprihatinan penulis dalam melihat kondisi problematika kepemimpinan khususnya di Indonesia, yang mana saat ini lebih mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok serta golongan, atau kepemimpinan dinasti kekuasaan dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan dengan memfitnah, menyikut antara satu dengan yang lain politik adu domba dan lain sebagainya agar tujuannya tercapai. Oleh karena itu, dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat menganalisa pendapat Imam al-Mawardi tentang karakter ideal seorang pemimpin.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif eksploratif melalui library research, dengan menekankan pada sumber tertulis terutama karya Abu Hasan Ali bin Muhammad al-Mawardi dalam kitab An-Nukat wa Al-Uyun.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik kepemimpinan dalam Kitab Tafsir An-Nukat wa Al-Uyun karya imam Al-Mawardi ada tujuh karakter pemimpin yakni: adil, jujur dan memiliki watak dan tabi'at yang baik; memiliki ilmu pengetahuan yang mendukung; memiliki panca indera yang lengkap dan sehat; tidak memiliki kekurangan fisik yang menyulitkannya untuk berbuat dan bertindak; memiliki visi pemikiran yang baik serta mampu menciptakan kebijakan yang baik demi kepentingan rakyat; memiliki keberanian dan sifat menjaga yang kuat; dan memiliki nasab dari Quraisy. Penafsiran Al-Mawardi  dalam tafsir al-Nukat wa al-‘Uyun-nya menggunakan metode tahlîlliy, yaitu metode tafsir yang menyoroti ayat-ayat Al-Qur’an dengan memaparkan segala makna yang terkandung di dalamnya sesuai urutan bacaan yang terdapat di dalam Al-Qur’an mushaf Usmani. Penafsiran Ayat-Ayat kepemimpinan dalam Kitab Tafsir An-Nukat wa Al-Uyun Karya imam Al-Mawardi, menafsirkan bahwa kepemimpinan disebut juga dengan Imam, Khalifah, Ulill Amri, Wali, yang ditafsirkan dari Q.S. Al-Baqarah: 30 dan 124 Q.S. An-Nisa: 58-59 Q.S. Al-Furqan: 74 dan Q.S. Shod: 26.