HARTATI, ENA (2024) PENAFSIRAN QS. AL-BAQARAH : 229 PERSPEKTIF MA’NA CUM MAGZA DALAM UPAYA MINIMALISASI TINGKAT PERCERAIAN DI INDONESIA. Other thesis, UIN STS Jambi.
Full text not available from this repository.Abstract
Saat ini fenomena talak cukup marak terjadi. Hal ini dibuktikan dengan kasus
talak sebanyak 516.334 kasus pada 2022. Pelaku talak bisa berasal dari orang yang
perekonomian atas, sedang atau rendah. Seringkali talak disebabkan oleh hilangnya
iman sehingga tergoda dengan kehidupan dan nafsu dunia. Tak sedikit juga yang
sengaja selingkuh sehingga menyebabkan perceraian dengan alasan sudah tidak cinta.
Hal ini secara tekstual bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam
melalui Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
melihat gambaran talaq di Indonesia, kemudian melihat ragam penafsiran Qs. Al-
Baqarah ayat 229 yang berhubungan dengan talaq dan untuk melihat signifikansi Qs.
Al-Baqarah ayat 229 terhadap tindakan talaq dengan pendekatan ma’na cum
maghza.
Penelitian ini berjeniskan kepustakaan dengan metode kualitatif. Pada
penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data
dokumentasi yang dikumpulkan berupa teks ayat Al-Qur’an, kitab, buku, jurnal,
artikel, dan lainnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari pendekatan ma’na cum maghza yaitu dengan cara analisis linguistik,
intratekstualitas, intertekstualitas, analisis histori baik mikro maupun makro, dan
signifikansi fenomenal historis, serta signifikansi fenomenal dinamis.
Hasil temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa pertama Perbuatan talaq
ini sangat marak sekali terjadi di Indonesia baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Kedua dalam menafsirkan Qs. Al-Baqarah ayat 229 para mufassir dari klasik,
modern hingga kontemporer memiliki kecenderungan tentang jumlah kategori talak.
Di kalangan masyarakat beranggapan bahwa talak apabila suami mengatakan “aku
menalakmu dengan talak tiga” sudah termasuk kepada talak tiga, padahal sejatinya
itu masih termasuk talak pertama menurut mufassir. Ketiga hasil dari interpretasi
terhadap Qs. Al-Baqarah ayat 229 dengan pendekatan ma’na cum maghza maka
ditemukan signifikansi fenomenal historis yaitu suami tidak boleh mencampuri atau
menikahi istrinya apabila telah melakukan talak ketiga hingga sang istri menikah
dengan lelaki lain dengan pernikahan syar’i hingga melakukan hubungan suami istri,
barulah sang suami bisa rujuk dengan sang istri. Jika dilihat di masa sekarang hal ini
memunculkan signifikansi fenomenal dinamis yakni banyaknya hubungan suami istri
yang telah bercerai sebanyak tiga kali kemudian rujuk kembali dengan suaminya
tanpa sang istri menikah dengan lelaki lain dengan pernikahan syar’i. Kemudian juga
dengan bilangan jumlah talak, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa talak dari
pertama diucapkan oleh sang suami sudah termasuk ke talak ketiga, padahal tidak
demikian. Talak meskipun sesuatu yang mubah namun merupakan sesuatu yang
dilaknat oleh Allah SWT.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Studi Agama |
Depositing User: | Perpustakaan UIN STS Jambi |
Date Deposited: | 26 May 2025 06:43 |
Last Modified: | 26 May 2025 06:43 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/620 |