ABSTRAK
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup yang sempurna dan menyeluruh bagi umat manusia, mengatur segala aspek kehidupan tanpa keraguan. Salah satu tujuan utama diturunkannya al-Qur’an adalah untuk memandu manusia dalam memanfaatkan waktu dan usia dengan bijaksana, menghindari perbuatan sia-sia yang tidak mendatangkan manfaat. Konsep ini tercermin dalam istilah al-Laghw, yang merujuk pada perbuatan atau perkataan sia-sia, sebagaimana diuraikan dalam QS. Al-Mu'minun: 3 dan QS. Al-Furqan: 72.
Dengan berkembangnya zaman, makna al-Laghw semakin relevan, terutama di era modern yang dipenuhi dengan tren dan aktivitas digital yang kerap tidak bermanfaat, seperti fenomena hiburan yang melibatkan perilaku tidak etis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep al-Laghw dalam al-Qur’an menggunakan pendekatan Ma’na-cum-Maghza oleh Sahiron Syamsuddin, yang memungkinkan penafsiran kontekstual sesuai dengan tantangan sosial-keagamaan masa kini.
Melalui pendekatan ini, makna historis (ma’na) dan pesan utama (maghza) dari istilah al-Laghw digali berdasarkan konteks zamannya, lalu disignifikansikan untuk menjawab persoalan kontemporer. Penelitian ini menunjukkan bahwa makna al-Laghw mencakup segala bentuk tindakan, perkataan, atau perilaku yang tidak memiliki manfaat atau tujuan mulia, termasuk aktivitas sia-sia di era modern.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam memahami makna al-Laghw dan membantu umat Islam untuk lebih bijaksana dalam memanfaatkan waktu serta menghindari aktivitas yang tidak diridhai Allah SWT. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi dalam upaya kontekstualisasi ajaran al-Qur’an untuk menghadapi tantangan kehidupan modern.