Masuknya Isra‟iliyyāt ke dalam ajaran dan hukum Islam tidak terhindarkan
akibat interaksi masyarakat Muslim dengan ahli kitab di sekitar pesisir Arab.
Sejak itu, tafsir dan hadis mulai tercampur dan terpengaruh oleh kebudayaan ahli
kitab, yang menyebabkan adanya cerita-cerita palsu dan bohong. Isra‟iliyyāt
berdampak negatif karena meskipun banyak yang lemah dan tidak benar, tetap
diterima dan dicatat, yang dapat merusak akidah umat Islam. Secara umum,
Isra‟iliyyāt berisi khurafat yang berpotensi merusak tatanan akidah umat Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Isra‟iliyyāt dalam penafsiran al-Qur'an,
khususnya dalam Tafsir al-Qur'an al-Azim karya Ibnu Katsīr. Penelitian ini ingin
melihat bagaimana sikap Ibnu Katsīr terhadap riwayat Isra‟iliyyāt dalam tafsir al-
Qur‟an al-Azim karya Ibnu Katsīr.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif
bersifat library research (Penelitian Pustaka) dan pendekatan analisis deskriptif
interpretatif. Penelitian ini menekankan sumber utama dari kitab “al-Qur‟an al-
Azim” karya Ibnu Katsīr. Teknik pengumpulan data berupa literatur yang relevan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibnu Katsīr memiliki tiga sikap
terhadap kisah Isra‟iliyyāt: pertama, ia bersikap tawaqquf (berhenti atau tidak
mengambil keputusan) terhadap kisah tersebut; kedua, ia memberikan komentar
dan kritik terhadap kisah itu; dan ketiga, dalam beberapa kasus, ia keliru dalam
penilaiannya terhadap Isra‟iliyyāt. Kemudian dibutuhkan penelitian lebih lanjut
untuk dengan tepat menjelaskan secara sistematis dan menyeluruh tentang ayat-
ayat mana saja yangberkaitan dengan sikap Ibnu Katsīr tersebut.