Abstrak:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penafsiran Amar Alfikar yang mendukung pembelaan terhadap LGBTQ, yang dianggap tidak sesuai dengan realitas implementasi na>s} dan hukum berdasarkan ijmak ulama. Amar berpendapat bahwa Allah SWT. menciptakan berbagai identitas seksual, tidak hanya laki-laki dan perempuan, tetapi juga jenis lainnya. Hal ini mendorong penulis untuk mengevaluasi dan merekonstruksi penafsiran tersebut. Dengan menggunakan kritik tafsir, penelitian ini bertujuan untuk mengembalikan makna ayat-ayat Al-Qur'an terkait LGBTQ yang terdapat dalam buku Queer Menafsir: Teologi Islam untuk Ragam Ketubuhan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis untuk bab I-III dan analisis kritis untuk bab IV-V. Teknik yang digunakan adalah evaluatif-rekonstruksi milik Muhammad Ulinnuha, yang merupakan alat khusus dalam kajian kritik tafsir dengan langkah-langkah komprehensif dan sistematik. Tujuan dari metode ini adalah untuk menghasilkan penelitian yang valid, tepat, dan kompleks. Tiga aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah kualitas, orisinalitas, dan universalitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, menurut pandangan HAM, perlindungan terhadap kaum LGBTQ tetap harus diberikan jika mereka menghadapi diskriminasi, perundungan, kekerasan, atau pelanggaran HAM lainnya. Sementara itu, pada QS. Al-’A’ra>f [7]: 81, dapat dipahami bahwa LGBTQ merupakan kelompok yang melampaui batas halal menuju yang haram. Begitu pula dalam QS.Al-Syu’ara> [26[:166 yang menggunakan frasa qaumun ‘adun, yang menggambarkan kelompok yang melampaui batas dalam perbuatan keji maupun dalam menyekutukan Allah. Penafsiran Amar Alfikar terkait ayat-ayat pembelaan LGBTQ dalam buku Queer Menafsir:Teologi Islam untuk Ragam Ketubuhan dinilai memiliki kualitas, orisinalitas, dan universalitas yang rendah.
Kata kunci: LGBTQ, Amar Alfikar, Evaluatif Rekonstruksi, Buku Queer Menafsir