Hotimah, Husnul (2025) IDEOLOGI DI BALIK TERJEMAHAN AL-QUR’ĀN: STUDI ATAS AYAT-AYAT SENSITIF GENDER DALAM AL-QUR’ĀN KARIM DAN TERJEMAH ARTINYA VERSI UII. Other thesis, UIN STS JAMBI.
Full text not available from this repository.Abstract
Ideologi merupakan serangkaian prinsip atau keyakinan yang dianut individu atau kelompok, yang memengaruhi cara pandang mereka terhadap dunia, interaksi sosial, serta pengaturan kehidupan politik dan ekonomi. Ideologi juga menjadi panduan dalam mengambil keputusan dan tindakan. Dalam konteks penerjemahan, ideologi penerjemah dapat memengaruhi hasil terjemahannya. Setiap tafsir atau terjemahan Al-Qur’ān mencerminkan ideologi mufassir atau penerjemahnya. Hal ini terjadi karena proses penafsiran dan penerjemahan tidak sepenuhnya objektif, melainkan dipengaruhi oleh pandangan dunia, latar belakang, serta konteks sosial dan politik penerjemah. Studi lain juga menyatakan bahwa penerjemahan sering kali dipengaruhi oleh ideologi penerjemah, yang memengaruhi pemilihan kata dalam teks terjemahan. Ideologi ini terutama berdampak pada penerjemahan ayat-ayat yang berkaitan dengan isu-isu sensitif, seperti gender. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ideologi penerjemah terhadap terjemahan ayat-ayat yang sensitif gender dalam Al-Qur’ān Karim dan Terjemah Artinya (UII). Fokus kajian ini adalah ayat-ayat QS. an-Nisā’ [4]:1, QS. an-Nisā’ [4]:34, dan QS. al-Baqarah [2]:228 dan QS. an-naba’ [78]:33.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Dengan mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek terjemahan yang berpotensi mengandung ideologi penerjemah, baik dari segi pemilihan kata, terjemahan ayat, maupun penekanan pada aspek-aspek tertentu. Khususnya yaitu pada ayat-ayat yang sensitif gender. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga pengaruh utama ideologi penerjemah. Pertama, pengaruh prinsip penyempurnaan bahasa terlihat dari penggunaan eufemisme untuk menghaluskan istilah tertentu, seperti dalam QS. an-Naba’ [78]:33, di mana diterjemahkan menjadi "remaja putri yang cantik dan sebaya" alih-alih istilah yang lebih eksplisit, mencerminkan upaya menjaga nilai etis dan estetika bahasa. Kedua, pengaruh prinsip feminisme tercermin pada QS. . an-Nisā’ [4]:34, di mana istilah "kelayakan" digunakan untuk menggambarkan kepemimpinan laki-laki dalam keluarga. Penambahan kata ini mengubah makna yang awalnya terkesan patriarkis menjadi lebih relatif dan kontekstual. Ketiga, kepekaan terhadap isu gender tampak dalam menerjemahkan QS. an-Nisā’ [4]:1, di mana istilah nafs wāḥidah diterjemahkan tanpa menyebutkan Adam secara eksplisit. Terjemahan ini menonjolkan kesetaraan asal-usul manusia dan menghindari interpretasi patriarkis yang sering diasosiasikan dengan narasi tradisional. Dapat disimpulkan bahwa pada Al-Qur’ān Terjemah versi UII ini berusaha menyetarakan antara laki-laki dan perempuan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Studi Agama > Ilmu Al quran dan Tafsir |
Depositing User: | Perpustakaan UIN STS Jambi |
Date Deposited: | 22 May 2025 06:19 |
Last Modified: | 22 May 2025 06:19 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/539 |