Hadi, Umar Abdul (2025) STUDI KRITIS PENAFSIRAN HAMKA PADA MAKNA ISTAWA ALA ARSY DAN AYAT-AYAT MUTASYABIHAT PADA TAFSIR AL-AZHAR. Other thesis, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Full text not available from this repository.Abstract
"Latar belakang penelitian ini didasari dengan penafsiran Hamka pada ayatayat Mutasyabihat yang berkaitan dengan sifat Allah khusunya pada kata Istawa
Ala Arsy, dalam penafsiranya menafsirkan Ayat Mutasyabihat Hamka tidak
konsisten dalam penggunaan metode yang di gunakannya seperti halnya ketika
beliau menafsirkan kata Istawa pada surat Al-A’raf 54 dan Surat Al-Furqan 59,
pada Al-A’raf ayat 54 Hamka menggunakan metode takwil dengan memaknai kata
Istawa dengan kata Bersemayam, sedangkan dalam Surat Al-Furqan Ayat 59
Hamka tidak menafsirkan kata Istawa dengan alasan menafsirkan hal seperti ini
hanya akan sia-sia karna di luar batas akal manusia.
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian dengan bentuk penelitian
kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode kualitatif yang di
tuangkan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
sebagaimana Teknik pengumpulan data kepustakaan yaitu data yang di kumpulkan
berupa kalimat,naskah,artikel dan literature yang berkaitan dengan tema ayat
Mutasyabihat. Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini kemudian di analisis
menggunakan metode kritik tafsir untuk menarik intisari dari pembahasan dalam
penelitian ini. Obyek penelitian ini adalah Penafsiran Hamka Terhadap Ayat-Ayat
Mutasyabihat. sumber primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an dan Kitab
Tafsir Al-Azhar karya Hamka, sedangkan sumber skunder berupa kitab tafsir,
kamus Al- Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaz Al-Qur’an Al-Karim dan semua
literature yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti skripsi,jurnal,artikel dan
website.
Berdasarkan hasil dari penelitian di simpulkan bahwa dalam menafsirkan
ayat Mutasyabihat Hamka lebih condong menggunakan metode tafwidh serta
mengikuti Ulama Salaf dan mengikuti mazhab Rasulullah, walaupun beliau
menafsirkan kata Istawa dengan makna “bersemayam” Hamka tetap mensucikan
nama Allah dari segala hal keserupaan dan beliau tidak memaknai atau
menafsirkan kata Istawa secara literal seperti kaum Musyabbihah, Mujassimah,
dan Hasyawiyah."
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Studi Agama > Ilmu Al quran dan Tafsir |
Depositing User: | Mahdianto UIN Jambi |
Date Deposited: | 22 May 2025 05:48 |
Last Modified: | 22 May 2025 05:48 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/535 |