"Analisis Semiotika Tradisi Lisan di Desa Muara Kibul, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bahasa atau simbol dan makna yang terdapat pada rangkaian acara saat tradisi lisan, Ampek gonjie Limo Gonop di Desa Muara Kibul, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin.
Penelitian ini Menggunakan Metode Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure, melibatkan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk memahami makna dan simbol dalam proses interaksi sosial, serta untuk menganalisis tradisi Ampek Gonjie Limo Gonop. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap 11 informan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, Bahasa dalam pantun Tradisi Ampek Gonjie Limo Gonok ini menggunakan bahasa Daerah Muara Kibul, Bahasa ini memiliki kekhasan dalam dialek, kosakata, dan gaya Bahasa, Rangkaian Acara Tradisi Ampek Gonjie Limo Gonok ini meliputi Perencanaan, Persiapan, pelaksanaan, pasca kegiatan dan Tindak lanjut, dilakukan pada saat akan panen padi, maka malam harinya masyarakat mengadakan Ampek Gonjie Limo Gonok yang artinya Empat ganjil lima Genap, dinamakan empat ganjil lima genap karena peserta pada acara ini yaitu dua Pria dua wanita dan satu orang tua perempuan. Makna tanda dan simbol dalam Tradisi Ampek gonjie limo gonok mempunyai makna yaitu, bisa dikatakan ajang perjodohan, pantun/kiasan untuk merayu si bujang dan si gadis atau ungkapan rasa cinta masing-masing. Simbol dalam Ampek Gonjie Limo Gonok Melambangkan Pakaian adat yang di gunakan pada saat tradisi Berlangsung."