Penelitian ini dilatarbelakangi oleh merosotnya moral di kalangan remaja, yang diakibatkan kurangnya pemahaman terhadap kebudayaan lokal. Lagu Pantun Seloko karya Aswandi hadir sebagai upaya memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya Jambi kepada generasi muda melalui media musik. Lagu ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral berupa petuah, nasihat, etika, dan nilai kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pesan moral dalam lirik lagu Pantun Seloko dengan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure, yang memusatkan analisis pada penanda (signifier) dan petanda (signified). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi simbol- simbol dalam lirik lagu.
Hasil analisis mengungkap bahwa lagu ini memuat tiga kategori pesan moral, yakni ketuhanan, ideologi, dan etika. Pesan moral ketuhanan mencakup hubungan manusia dengan Tuhan dan ketaatan terhadap ajaran agama. Pesan ideologi menekankan pelestarian budaya lokal sebagai identitas bangsa, sedangkan pesan etika meliputi nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kesabaran yang sejalan dengan prinsip Islam. Penelitian ini menunjukkan bahwa lirik lagu Pantun Seloko menjadi salah satu media yang bagus dalam menyampaikan nilai-nilai budaya, moral, dan spiritual, sekaligus berkontribusi pada upaya melestarikan tradisi lokal bagi generasi muda.