LARANGAN PERNIKAHAN DINI DALAM MENCEGAH STUNTING PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDY KASUS DI BKKBN PROVINSI JAMBI)

Skripsi ini Untuk Mengetahui Larangan Pernikahan Dini untuk mencegah Stunting dan Tinjuan Hukum Islam terhadap Pernikahan Dini untuk mencegah Stunting. Pernikahan merupakan menyatukan dua insan dalam sebuah ikatan atau mempersatukan antara pria dengan wanita untuk membangun keluarga atau rumah tangga yang baik, tentram, adem, ayem dan harmonis. Oleh karena itu menurut undang-undang No 16 Tahun 2019 menetapkan bahwa batas minimal usia pernikahan baik pria maupun wanita yaitu harus mencapai usia diatas 21 (dua puluh satu) tahun. Akan tetapi yang terjadi di masyarakat sekarang masih banyaknya terjadi pernikahan di bawah umur yang menyebabkan resiko salah satunya stunting. Stunting merupakan salah satu bentuk kelainan gizi dimana gagal nya pertumbuhan dan perkembangan pada bayi tersebut. Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu Bagaimana Larangan Perintah Pernikahan Dini Dalam Mencegah Stunting Di KUA Maro Sebo serta Bagaimana Tinjauan hukum Islam terhadap Perinkahan Dini untuk Mencegah Stunting di Kc Maro Sebo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan (Field research) dengan menggunakan metode penelitian tipe yuridis empirs dan Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penilitian Larangan pernikahan dini dalam pencegahan stunting dimana belum matang nya system reproduksi ketika usia belum mencapai 21 (dua puluh satu) tahun dan apabila asupan Gizi kurang dari kebutuhannya akan mengakibatkan perkembangan janin tidak optimal sedangakan Hukum pernikahan dini atau pernikahan muda dalam hukum Islam di kecamatan Muaro Sebo adalah mubah, atau boleh dilakukan asalkan rukun dan syarat pernikahan sudah terpenuhi dan sesuai dengan hukum Islam.