Pembahasan dalam penlitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Pembelajaran Bina Pribadi Islami (BPI), salah satunya telah diterapkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT). Secara khusus akan terungkap bagaimana proses, hambatan dan tantangan dalam Implementasi Pembelajaran Bina Pribadi Islami (BPI) di SDIT Ash Shiddiiqi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian lapangan (Field Research). Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Melalui penelitian lapangan yang telah dilakukan oleh penulis, menunjukkan bahwa untuk membangun karakter religius dalam diri anak dapat dilakukan melalui pembiasaan aktifitas pembelajaran di lingkungan dan tempat yang baik. Upaya membangun karakter religius dalam diri peserta didik tidak lain adalah untuk menuju kematangan mental atau yang lebih dikenal dengan kemandirian, sebagai ciri khas dari seorang anak. Sehingga saat karakter religius tersebut telah ada dalam diri anak, maka anak tidak lagi ragu dalam mengambil langkah dikarenakan anak telah memiliki bekal berupa kemandirian dalam menimbang untuk mengambil keputusan berdasarkan berbagai hal baik yang telah dipelajari.
Adapun tahapan proses implementasi Pembelajaran Bina Pribadi Islami (BPI) yaitu: 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) Evaluasi, yang dibalut bersama konsep mengenal, terbiasa, dan pembiasaan, serta pentingnya roh guru dalam dunia mendidik. Kemudian, terkait hambatan dalam proses implementasi yang meliputi: 1) Guru, meliputi terkendala jumlah pembimbing, waktu pelaksanaan pembelajaran, dan kepiawaian guru dalam mengaplikasikan variasi metode belajar; 2) Peserta Didik, meliputi kurangnya kemandirian anak serta metode belajat tiap anak yang berbeda; 3) Wali Murid, meliputi perlunya kerja sama yang baik antara orang tua kepada sekolah. Hadirnya pembekalan bagi guru secara berkala, seminar parenthing khusus untuk orang tua, dan upaya terjalinnya kerja sama yang baik antara guru dan orang tua yakni dengan dibentuknya grub via whatsapp serta adanya dikusi/sharing untuk setiap penyimpangagn terkait peserta didik, menjadi solusi yang digunakan pihak sekolah untuk menghadapi hambatan yang terjadi dalam proses implementasi pembelajaran Bina Pribadi Islami (BPI).