TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDI PUTUSAN HAKIM NOMOR 55/PID.SUS/2024/PN MRT)

"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui duduk perkara bagi pelaku tindak pidana
KDRT dalam putusan hakim nomor 55/Pid.Sus/2024/PN Mrt, Pertimbangan Hakim
Dalam Menjatuhkan Sanksi Terhadap Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam putusan nomor 55/Pid.Sus/2024/PN Mrt, dan analisis Hukum
Islam terhadap pelaku tindak pidana kekerasan dalam tangga. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian yuridis Normatif, dengan metode pengumpulan
data yaitu studi kepustakaan atau studi dokumen. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini diantaranya: a) Dalam menjatuhkan sanksi terhadap terdakwa majelis
hakim menimbang dan memutuskan dengan pidana penjara selama 6 (enam) Bulan
serta terdakwa membebankan biaya perkara sejumlah Rp 2.000,00 (dua ribu
rupiah); b) Putusan hukuman empat bulan penjara bagi terdakwa kasus KDRT tidak
adil bagi korban karena terdakwa sebelumnya pernah dihukum dua tahun penjara
dan berpotensi mengulangi tindak pidana; c) Kasus KDRT dalam Islam termasuk
jarimah ta’zir, sehingga hukumannya ditentukan oleh hakim atau pemimpin
setempat. Hukuman dapat berupa penjara atau diyat, tergantung tingkat keparahan KDRT. Jika korban mengalami luka berat atau meninggal, hukum qisas bisa
berlaku, tetapi jika dimaafkan, pelaku hanya membayar diyat atau dipenjara. Jika
KDRT ringan dan tidak menyebabkan luka serius, penyelesaian damai dapat
dilakukan.
"