Masyarakat di desa sungai laut merupakan masyarakat dengan mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, pendapatan mereka mengandalkan hasil tangkapan laut. Dan tidak semua nelayan yang memiliki perahu sendiri untuk melaut, jadi sebagian nelayan bekerja sama dengan Shahibul maal untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukan perjanjian atau ikatan bersama didalam usaha tesebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan dan kerugian yang ditanggung bersama kedua belah pihak atau lebih. Penelitian ini bertuju untuk mengetahui perjanjian kerja sama , untuk mengetahui pelaksanaan sistem bagi hasil antara Shahibul maal dan nelayan serta pembagian hasil yang dilihat dari sisi ekonomi syariah yang dilakukan didesa sungai laut kecamatan tanah merah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini adalah menggunakan penelitian lapangan (fild Riseat). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem perjanjian didesa sungai laut kecamatan tanah merah masih menggunakan perjanjian secara lisan karena sudah menjadi turun temurun. Pelaksanaan sistem bagi hasil terdapat 2 jenis pembagian yaitu, 5 bagi atau jika di presentasikan yaitu 80 % dan 20 %, dan sistem yang kedua 2 bagi atau dipresentasikan 50% dan 50%, hasil ini adalah hasil bersih yang sudah dipotong modal. Sistem bagi hasil didesa sungai laut jika dilihat dari sisi ekonomi Syariah masuk dalam pendekatan profit sharing karena hasil yang didapatkan oleh nelayan itu hasil bersih yang sebelumnya sudah dipotong modal awal baru dibagi sesuai kesepakatan.