ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh praktik kepemimpinan beberapa
kepala sekolah yang selama ini dianggap hanya bersifat administratif,
sehingga kurang memperhatikan masalah lingkungan dalam pelaksanaan
tugasnya. Masalah lingkungan, sebagai isu sosial sekaligus isu global,
menuntut para pemimpin, termasuk di lingkungan sekolah, untuk melakukan
perubahan. Namun demikian, hingga kini belum tersedia kerangka
kepemimpinan lingkungan yang dapat diterapkan secara sistematis oleh
kepala sekolah Adiwiyata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
membangun kerangka kerja kepemimpinan lingkungan kepala sekolah.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menganalisis budaya kelestarian
lingkungan, peran partisipasi warga sekolah, serta dampak dari
kepemimpinan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif yang
mengungkapkan pengembangan budaya lingkungan berkelanjutan oleh
kepala sekolah. Penelitian dilakukan di tiga sekolah Adiwiyata Nasional di
Provinsi Jambi dengan melibatkan enam informan, terdiri atas tiga kepala
sekolah dan tiga pembina Adiwiyata. Teknik pengumpulan data meliputi
observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang dianalisis menggunakan
teknik analisis deduktif berdasarkan dimensi teori yang relevan.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan utama. Pertama,
implementasi kepemimpinan lingkungan oleh kepala sekolah di sekolah
Adiwiyata di Provinsi Jambi telah mengintegrasikan nilai-nilai kepemimpinan
lingkungan. Penelitian merumuskan konsep ini sebagai ‘eLeadership
Principal's’, yang mencakup dua belas indikator dari literatur yang dirangkum
dalam tiga dimensi kerangka kerja: kerangka kerja visi berkelanjutan,
dinamika kepemimpinan kolaboratif, dan integrasi sistem tangguh. Kedua,
penerapan budaya lingkungan berkelanjutan dilakukan melalui pengelolaan
sumber daya sekolah dan integrasi pendidikan lingkungan hidup dalam
kurikulum untuk membentuk karakter siswa. Konsep ini mengadopsi teori
Wahl tentang ‘Regenerative Culture’, yang di sekolah Adiwiyata tidak hanya
menciptakan budaya lingkungan berkelanjutan tetapi juga memunculkan
praktik-praktik baru. Ketiga, partisipasi warga sekolah ditunjukkan melalui
budaya partisipasi aktif dan kolaborasi, dengan melibatkan masyarakat
sekitar dan pihak terkait. Keempat, sikap kepemimpinan kepala sekolah
berdampak pada pengembangan budaya lingkungan berkelanjutan dengan
mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam kurikulum dan advokasi,
sehingga seluruh warga sekolah terlibat aktif dalam menjaga ekosistem
sekolah.
Penelitian ini juga mengidentifikasi keterbatasan, seperti cakupan
lokasi penelitian yang terbatas pada Provinsi Jambi, sehingga hasilnya
barangkali belum dapat digeneralisasi untuk konteks yang lebih luas. Peneliti

xi

selanjutnya disarankan untuk memperluas kajian ke daerah lain dengan
metode penelitian yang lebih kompleks, seperti metode campuran, serta
melakukan pengujian data statistik. Akhirnya, temuan dalam penelitian ini
diharapkan dapat menjadi landasan bagi para pemimpin sekolah untuk
meningkatkan kesadaran lingkungan di lembaga pendidikan. Selain itu,
penelitian berikutnya diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut dampak praktik
Program Adiwiyata warga belajar terhadap kesadaran dan keberlanjutan di
masyarakat.
Kata Kunci: Budaya Lingkungan Berkelanjutan, Budaya Regeneratif,
eLeadership Principal‘s, Kepala Sekolah, Kepemimpinan Lingkungan,
Sekolah Adiwiyata.