ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pendapat antara hakim
Pengadilan Agama dan Tokoh Agama di Muara Tebo mengenai hitungan jatuhnya
talak, baik yang terjadi di dalam maupun di luar sidang Pengadilan Agama. Talak
dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia menjadi topik yang
penting, mengingat dampaknya terhadap kehidupan rumah tangga dan status
hukum perkawinan. Dalam penelitian ini, pendekatan komparatif digunakan untuk
memperoleh berbagai pendapat yang muncul dari dua pihak yang berbeda, yakni
hakim Pengadilan Agama Muara Tebo yang berpegang pada ketentuan hukum
positif, dan tokoh agama yang merujuk pada kaidah fiqh Islam. Melalui wawancara,
penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan khusus dalam cara
menghitung jatuhnya talak, yakni hakim lebih mengutamakan prosedur formal dan
ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan tokoh agama cenderung menekankan
pada aspek kaidah fiqh dalam penentuan jatuhnya talak. Penelitian ini memberikan
kontribusi dalam memahami dinamika hukum Islam dalam konteks perkawinan di
Indonesia serta pentingnya harmonisasi antara hukum positif dan aturan agama.

Kata Kunci : Talak, Pengadilan Agama, Tokoh Agama, Hukum Islam, Hukum
Positif, Perkawinan, Komparatif.