ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh popularitas fenomena K-Pop di
kalangan mahasiswa, yang menjadi topik pembicaraan hangat dan menjadi
sumber hiburan serta idolanya. Media sosial, khususnya Instagram, berperan
sebagai sarana komunikasi yang mendukung aktivitas sehari-hari, memungkinkan
pengguna, terutama mahasiswa Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, untuk
mengekspresikan minat mereka terhadap K-Pop melalui berbagai fitur yang
tersedia. Fenomena ini menjadi fokus penelitian yang bertujuan untuk memahami
bagaimana self disclosure dan eksistensi diri penggemar Korean pop, khususnya
pada mahasiswa Fakultas Dakwah UIN STS Jambi yang diekspresikan melalui
media sosial Instagram.
Penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam metode
penelitiannya. Data diperoleh melalui tiga metode utama, yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data melibatkan tahap reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa mahasiswa dari Fakultas Dakwah
UIN STS Jambi menunjukkan bahwa keterbukaan, pengungkapan diri, dukungan,
dan pemahaman budaya memainkan peran kunci dalam hubungan
antarpenggemar K-Pop. Penggunaan Instagram memungkinkan penggemar untuk
secara bebas mengekspresikan minat mereka dan membangun jejaring sosial yang
kuat dengan sesama penggemar. Meskipun menghadapi potensi kritik atau
penghakiman negatif, para penggemar merasa aman untuk menyatakan identitas
mereka dan mendapatkan dukungan emosional dari komunitas. Temuan juga
menyoroti bahwa penggemar K-Pop memiliki kemampuan untuk memisahkan
minat budaya mereka dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi, menunjukkan
kedewasaan dalam memahami dan menerima keberagaman budaya.
Kesimpulannya, keterbukaan, pemahaman, dan penerimaan menjadi kunci dalam
membentuk komunitas yang inklusif dan positif di antara penggemar K-Pop,
sementara mempertahankan harga diri dan identitas pribadi sebagai mahasiswa
muslim.
Kata Kunci: Self Disclosure, Eksistensi Diri, Mahasiswa, Instagram