ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya pembisnis yang tidak jujur
di zaman sekarang seperti di dalam hal bisnis online yang sangat mudah dalam hal
menipu konsumen, sehingga banyak konsumen yang tidak puas dan tidak ridha
atas barang yang telah dibeli atau menerapkan unsur riba yang merugikan sebelah
pihak dan masih banyak yang lainya. Berangkat dari realitas yang ada riset ini akan
mencoba mengupas tentang ayat yang berkaitan dengan etika bisnis agar terjalin
kesepakatan dalam hal berbisnis dan tidak merugikan siapapun.
Dalam menggali makna suatu ayat, tentu diperlukan sebuah metode atau
pendekatan untuk memahami kandungan ayat yang akan diteliti. Tulisan ini akan
mencoba meniliti suatu ayat dengan pendekatan baru yang digagas oleh Syahiron
Syamsuddin yaitu pendekatan ma’na> cum maghza>. Pendekatan ini mencoba
menggali makna historis suatu ayat dengan menganalis teks dan historis, lalu
dihubungkan dengan konteks masa kini. Dengan menggunakan pendekatan ma’na>
cum maghza> ini diharapkan pesan pesan dari ayat yang diteliti bisa tersampaikan
dengan tepat dan dapat diterapkan dalam keseharian.
Dalam QS. an-nisa>’ ayat 29 Allah melarang segala upaya dalam mencari
harta dengan cara yang ba>t}il dalam artian segala cara yang diharamkan oleh
syari’at. Namun begitu Allah menghalalkan jual beli yang didasari asas ‘an tara>d}in
atau saling rela yang ditandai dengan adanya akad hak pilih ditempat (khiya>r
majlis) atau berpisahnya kedua belah pihak dari tempat transaksi. Seiring
berkembangnya zaman banyak bentuk-bentuk bisnis baru yang bermunculan yang
tentunya tidak ada pada zaman Nabi, dalam hal ini prinsip ‘an tara>d}in tetap
diterapkan dimana saling rela dalam akad-jual beli disesuaikan dengan adat
kebiasaan setempat selama hal itu tidak bertentangan dengan syai’at Islam. Hal
ini dikarenakan saling rela itu bersifat kondisional.
Kata Kunci : Bisnis, Ma’na> cum Maghza>, Taradhin