ABSTRAK

Hasil tanaman dan buah-buahan hasil bumi merupakan salah satu jenis zakat yang
harus dikeluarkan. Di dalam pelaksanaannya zakat petani kelapa sawit di Desa
Suka Maju Kecamatan Mandiangin Timur Kabupaten Sarolangun sudah ada
sebagian petani sawit yang membayarkan zakat kelapa sawit. Namun, sebagian
petani kelapa sawit tidak memahami tentang zakat pertanian sehingga tidak
melakukan kewajiban berzakat dan juga mereka menganggap bahwa pendapatan
yang diterima kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
pelaksanaan zakat hasil perkebunan kelapa sawit dan menganalisis potensi zakat
hasil perkebunan kelapa sawit Desa Suka Maju Kecamatan Mandiangin Timur
Kabupaten Sarolangun.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode
analisis digunakan teori Miles dan Huberman, yaitu Pengumpulan Data, Reduksi
Data, Penyajian Data, serta Penyimpulan dan Verifikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan zakat perkebunan kelapa sawit di Desa Suka
Maju dilakukan menggunakan perhitungannya yang didasarkan pada rasa
keikhlasan ataupun 2,5% dari pendapatan bersihnya. Namun perhitungan ini juga
menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dengan apa yang dibayarkan petani; (2)
Potensi zakat hasil perkebunan sepuluh petani kelapa sawit Desa Suka Maju
Kecamatan Mandiangin Timur Kabupaten Sarolangun pada 43.000 Kg hasil panen
di lahan seluas 43 Ha dengan sistem pengairan alami adalah sebesar Rp.
6.950.000/bulan. Kesimpulannya, pelaksanaan zakat perkebunan kelapa sawit di
Desa Suka Maju secara umum mengikuti prinsip-prinsip zakat, meskipun masih
kurang tepat. Pengelolaan zakat yang optimal akan meningkatkan potensi daya beli
masyarakat, mendorong perputaran ekonomi lokal, dan memperkuat kesejahteraan
petani.

Kata Kunci : Nishab, Zakat Hasil Perkebunan, Petani Kelapa Sawit