ABSTRAK

Akidah merupakan dasar bagi praktik ibadah serta pandangan hidup
umat Islam. Namun akidah oleh sebagian kelompok dianggap suatu hal
yang tidak penting, sehingga adanya kekeliruan dalam akidah dianggap
hal biasa ditambah munculnya berbagai aliran dalam Islam, membuat
orang awam bingung dengan akidah Islam. Dari berbagai macam
kelompok Islam, Ahlu al-Sunnah Wa al-Jamā‟ahlah yang paling banyak
diminati oleh mayoritas umat Islam. Ibrāhīm al-Baijūrī lebih memilih Akidah
Ahlu al-Sunnah versi Ash‟arīyah mengkaji tentang tema ketuhanan,
kenabian dan alam ghaib secara umum dengan kajian yang sangat ilmiah.
Penelitian ini fokus terhadap pemikiran Akidah al-Baijūrī dan bentuk
menceritakan ulang pemikirannya terhadap kehidupan umat Islam zaman
sekarang. Penelitian ini bersifat kajian kualitatif dan menggunakan
penelitian perpustakaan (library research), sumber data sepenuhnya
menggunakan literatur. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah
content analysist. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa al-Baijūrī memiliki
pandangan yang menarik tentang konsep akidah. Ia menganggap akidah
otentik suatu yang sangat agung dalam diskursus keislaman.
Temuan pertama, penelitian ini membahas keyakinan ahlu fatrah yang
diperdebatkan oleh ulama, menjelaskan hakikat al-Quran yang qadim,
juga kritikannya kepada kelompok rasionalis dan tekstualis yang masih
membawa kerancuan dalam akidah hingga zaman kontemporer. Kedua,
Pembahasan al-Baijūrī tentang kepemimpinan, Amar ma‟rūf nahi munkar
dan tasawuf makrifatullah dalam perspektif sunni. Ketiga, Pemahaman
ahlu al-sunnah ini direlevansikan dengan pemeluk agama Islam di
Indonesia sebagai umat mayoritas muslim terbesar di dunia.
Kata kunci: akidah, al-Baijūrī, Ahlu al-Sunnah Wa al-Jamā‟ah, Ash‟arīyah