ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji pandangan hukum Islam dan hukum Positif terhadap praktik
kegiatan mencari sumbangan untuk pembangunan masjid di jalan raya. Alasan
penelitian ini meliputi: (1) dampak kemacetan dan penghambatan lalu lintas akibat
praktik ini, (2) potensi kecelakaan lalu lintas yang membahayakan pengguna jalan
dan para pencari sumbangan, serta (3) penurunan citra umat Muslim akibat kegiatan
ini. Penelitian ini menyoroti dua masalah utama yang dapat di timbulkan terkait
dengan praktik mencari sumbangan di jalan raya untuk pembangunan Masjid Nurul
Absor di Desa Pancuran Tiga, Kecamatan Danau Kerinci Barat, Kabupaten Kerinci
yaitu Hukum Islam dan Hukum Positif. Dari hasil penelitian lapangan, diketahui

bahwa kegiatan ini belum mematuhi standar prosedur yang diatur dalam perundang-
undangan karena tidak memiliki izin yang diperlukan dari pihak berwenang. Secara

hukum positif, undang-undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1961 mengatur bahwa
pengumpulan uang atau barang tanpa izin dapat dikenai sanksi pidana. Sementara itu,
dari perspektif hukum Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadis, kegiatan ini dapat
dianggap merugikan karena menciderai norma-norma agama dan dapat dianggap
sebagai tindakan meminta-minta yang tidak disukai dalam Islam, kecuali dalam
keadaan mendesak atau sangat dibutuhkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
hukum empiris dengan metode kualitatif, menggunakan pendekatan sosiologi hukum
yang melibatkan masyarakat dan pengguna jalan sebagai sumber utama data.
Kata Kunci : Hukum Islam, Hukum Positif, Pembangunan Masjid, kepentingan
Umum.