Dussholih, Riya (2025) PERBUDAKAN DALAM KONTEKS MODERN DI INDONESIA: KAJIAN TERHADAP MAKNA BUDAK DALAM AL-QUR'AN. Masters thesis, UIN STS JAMBI.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK
Perbudakan Dalam Konteks Modern Di Indonesia: Kajian Terhadap
Makna Budak Dalalam Al-Qur'an
Oleh : Riya Dussholih
NIM : 804220010
Sistem perbudakan adalah fenomena yang tersebar luas di hampir
seluruh dunia. Biasanya, perbudakan melibatkan seorang tuan yang
menguasai dan memperbudak seorang budak. Meskipun perbudakan
dalam arti tradisional, seperti yang terjadi pada zaman jahiliah, tidak lagi
ada, namun jejak-jejaknya masih ada dalam peradaban modern saat ini.
Contoh yang mencolok adalah nasib tragis beberapa tenaga kerja wanita
(TKW) di negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Singapura, dan
lainnya, yang seringkali diperlakukan secara tidak manusiawi oleh majikan
mereka. Kajian terhadap makna kata 'budak' dalam Al-Qur'an menjadi
krusial dalam menyoroti perspektif agama Islam terhadap isu perbudakan.
Meskipun Al-Qur'an tidak secara eksplisit menghapuskan praktik ini,
pandangan-pandangan kritis menunjukkan bahwa pesan-pesan Al-Qur'an
memberikan dasar kuat untuk mengadvokasi keadilan, empati, dan
perlakuan yang adil terhadap orang-orang yang terjebak dalam kondisi
perbudakan.
Penelitian ini adalah penelitian library research, yakni penelitian untuk
mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan
yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah.
Adapun Teknik pengolahan dan pengkajian data dilakukan dengan
pendekatan deskriptif analisis, yakni melukiskan variabel demi variabel,
satu demi satu dan apada hakikatnya metode deskriptif yakni
mengumpulkan data secara univariat.
Adapun hasil temuan penelitian ini adalah Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata “budak” diartikan sebagai hamba, dan kata
“perbudakan” diartikan sebagai orang yang dirampas kemerdekaan
hidupnya dan bekerja untuk kesejahteraan orang lain. Karena mendapat
gaji, statusnya seperti aset dan bisa juga berdagang. Saat ini terdapat
budak, yang dikenal sebagai "budak" dalam bahasa Inggris Itu berasal
dari kata "Slave", yang mengacu pada orang Slavia yang ditangkap dan
diperbudak selama perang di awal hingga pertengahan abad ke-18.
Dalam Al-Qur'an, budak disebut dengan kata Abd, Raqabah, Ma Malakat
Ayman atau Mamluk Artinya ibadah, hamba, dan orang milik orang lain.
Dalam Tafsir Al-Azhar QS. Al-Ma‟arij Ayat 29-30 menjelaskan bahwasanya
budak berasal dari tawanan perang dan tawanan ini boleh
mempergaulinya selayaknya isteri mereka. Dalak konteks sekarang
disebut dengan “selir”. Perbudakan dari zaman Nabi boleh dijadikan
sebagai isteri dan maskawinnya adalah kemerdekaannya. Selanjutnya
dalam Tafsir Al-Misbah QS. Al-Mu‟minun ayat 6 yang menjelaskan
ix
bahwasanya budak berasal dari tawanan perang yang harus
dimerdekakan. Pernikahan menjadi Solusi dalam memerdekakan budak,
jika budak dinikahi oleh budak maka anak keturunannya akan tetap
menjadi budak, tetapi budak jika dinikahi orang yang Merdeka maka anak
keturunannya tidak lagi menjadi budak dan ibunya juga Merdeka.
Beberapa pandangan M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah dan Buya
Hamka dalam Tafsir Al-Azhar tentang perbudakan dapat dipahami
bahwasanya perbudakan zaman dahulu berasal dari tawanan perang dan
factor berhutang yang terlalu banyak tetapi sekarang tidak ada
perbudakan seperti itu. Perbudakan di dunia sudah dihapuskan tetapi di
dunia modern ini tetap saja ada perbudakan dengan bentuk yang berbeda
seperti Perbudakan di Dunia Pendidikan, Perbudakan Kerja Paksa,
Perbudakan Pekerja Komersial Seks dan Lowongan Pekerjaan.
Kata Kunci : Budak, Modern, Islam
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Divisions: | Pascasarjana > Magister Aqidah dan Filsafat Islam |
Depositing User: | Munsia Andriani |
Date Deposited: | 22 Jul 2025 08:10 |
Last Modified: | 22 Jul 2025 08:13 |
URI: | http://digilib.uinjambi.ac.id/id/eprint/2447 |