ABSTRAK

Kegiatan produksi pada industri pabrik kayu menghasilkan suara bising dan polusi
udara yang diakibatkan dari penggunaan mesin dan pengolahan kayu. Kebisingan
dan polusi udara dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi pendengaran dan
gangguan sistem pernapasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat
kebisingan dan konsentrasi PM2.5 yang dihasilkan dari penggunaan mesin dan
pengolahan kayu, memetakan tingkat kebisingan dan konsentrasi PM2,5 dengan
menggunakan Software Surfer 11, dan menghitung waktu terpapar kebisingan
maksimum yang diperbolehkan berdasarkan tingkat kebisingan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen lapangan, yaitu pengukuran
kebisingan dan konsentrasi PM2.5 dilakukan secara grid dengan 12 titik
pengukuran. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terdapat alat yang
menghasilkan tingkat kebisingan dan konsentrasi PM2,5 yang tinggi yaitu pada
mesin bubut dan mesin pengamplasan. Berdasarkan hasil pemetaan dengan
menggunakan Software Surfer 11 didapatkan pola sebaran tingkat kebisingan dan
konsentrasi PM2,5 diperoleh hasil tingkat kebisingan pada hari ke-1 hingga ke-4
paling tinggi ada pada titik pengukuran 5 dan 8 yaitu titik yang dekat dengan
mesin bubut dan mesin pengamplasan dengan tingkat kebisingan mencapai
87,4 dB dan 88,0 dB. Sedangkan hasil pemetaan pola sebaran konsentrasi PM2,5
paling tinggi ada pada titik pengukuran 5 yaitu titik yang dekat dengan mesin
bubut dengan konsentrasi PM2,5

tertinggi yaitu 37 μg m3 . Kesimpulan dari
penelitian ini, yaitu menunjukkan tingkat kebisingan pada industri pabrik kayu di
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi telah melebihi ambang batas.
Sedangkan hasil konsentrasi PM2.5 pada industri pabrik kayu di Kecamatan
Mestong Kabupaten Muaro Jambi berada pada kategori baik.
Kata kunci : Industri Kayu, Tingkat Kebisingan, Konsentrasi PM2.5

, Pemetaan.