Salah satu sistem penggarapan perkebunan sawit yang digunakan oleh penduduk
di Sekutur Jaya adalah sistem bagi hasil (musaqah). Bagi petani yang tidak
memiliki lahan kebun mereka bekerja mengelola kebun petani lainnya yang
mempunyai lahan, adapun segala bentuk biaya dalam hal penggarapan lahan di
tanggung oleh pemilik lahan. Selain itu, kebiasaan masyarakat Desa Sekutur Jaya
dalam melakukan kerjasama bagi hasil perkebunan tidak menentukan batas waktu,
tidak menuliskan akad perjanjian (tertulis), tidak ada saksi dalam pelaksanaannya.
Ketentuan dalam fiqih muamalah bahwa setiap melakukan perjanjian harus
menetapkan batas waktunya dan hendaknya dituliskan untuk menghindari
perselisihan diantara kedua belah pihak. Namun hal ini tidak terlepas dari
pengetahuan dan pemahaman masyarakat Desa Sekutur Jaya. Tujuan daari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana sistem bagi hasil perkebunan
kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Sekutur Jaya dalam
perspektif ekonomi islam. Pengecekan keabsahan data dengan teknik Triangulasi
dan metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Adapun yang menjadi informan penelitian ini yaitu pemilik lahan
dan penggarap lahan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan adanya Kerjasama bagi hasil ini memberikan dampak memberikan
dampak terhadap kesejahteraan masyarakat dilihat dari sisi kebutuhan material
meningkatnya pendapatan sehingga tepenuhinya kebutuhan sehari-hari. Namun
bukan hanya kebutuhan material yang terpenuhi, kebutuhan spiritual juga dapat
terpenuhi. Akan tetapi sistem bagi hasil perkebunan kelapa sawit di Desa Sekutur
Jaya ini belum sepenuhnya sesuai dengan ekonomi islam pada akad musaqah.