Penelitian ini mengkaji konsep kafir dalam "Tafsir Khuluqun 'Azhim" karya Muhammad Yunan Yusuf melalui pendekatan tematik. Dilatarbelakangi oleh polemik penggunaan istilah kafir di Indonesia dan beragamnya interpretasi tentang konsep tersebut dalam khazanah tafsir Nusantara, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipologi dan karakteristik kafir menurut Yunan Yusuf serta relevansinya dalam konteks keindonesiaan.
Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat deskriptif-analitis dengan sumber data primer kitab Tafsir Khuluqun 'Azhim, khususnya pada juz 29 (Tabarak). Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan menurut model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini, menerapkan pendekatan mauḍhui sebagai metodologi utama dengan merujuk pada kitab tafsir "Khuluqun Azhim" karya Yunan Yusuf. Pendekatan maudhu’i merupakan teknik interpretasi Al-Qur'an yang mengkhususkan pembahasan pada topik atau tema spesifik, dalam hal ini fokus pada konsep kafir yang dibahas dalam karya tersebut. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk memudahkan pengungkapan pemaknaan komprehensif dari interpretasi ayat-ayat tentang kafir, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yunan Yusuf mengklasifikasikan konsep kafir ke dalam tiga tipologi utama. Pertama, kafir ideologis (kekafiran dalam dimensi keyakinan). Kedua, kafir praktis (kekafiran dalam perbuatan sehari-hari). Ketiga, kafir sosial (kekafiran dalam struktur dan relasi kemasyarakatan). Penafsirannya terkait kekufuran manusia mencakup aspek akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Penafsiran Yunan Yusuf menekankan pentingnya memahami kekafiran bukan sekadar sebagai label teologis, melainkan sebagai konsep dinamis yang berkaitan dengan pengingkaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal. Penelitian ini merekomendasikan kajian lebih lanjut tentang konsep kafir dalam keseluruhan karya tafsir Yunan Yusuf, serta penelitian komparatif dengan tafsir-tafsir kontemporer lainnya untuk memperkaya pemahaman tentang konsep tersebut dalam konteks keindonesiaan.