Tradisi sesajen dalam acara pernikahan adat Jawa merupakan salah satu aspek penting yang mencerminkan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan simbolisme dalam masyarakat Jawa. Sesajen, yang terdiri dari berbagai macam makanan, bunga, dan benda-benda suci, disiapkan sebagai bentuk penghormatan. kepada leluhur dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami makna serta peran tradisi sesajen dalam konteks pernikahan, serta bagaimana pandangan masyarakat terkait dengan tradisi yang berkembang ditengah-tengah mereka.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui hasil wawancara, observasi, dan studi literatur. Teori konstruksi sosial yang dikemukakan oleh Peter L. Berger menjadi landasan dalam menganalisis bagaimana tradisi ini dibentuk, dipertahankan, dan dimaknai oleh masyarakat. Melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, penelitian ini menemukan bahwa sesajen tidak hanya berfungsi sebagai persembahan kepada roh leluhur dan dewa, tetapi juga sebagai simbol harapan, keberkahan, dan kesatuan antara dua keluarga yang menikah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi sesajen berperan penting dalam memperkuat identitas budaya dan sosial, serta menciptakan ruang bagi interaksi sosial di antara anggota komunitas. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan konstruksi sosial yang terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan dinamika masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih dalam mengenai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi pernikahan di Indonesia khususnya masyarakat Jawa.

Kata kunci: Analisis, Makna, Tradisi Sesajen, dan Pernikahan