Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
di sekolah menengah atas swasta Islam Darul Fikri kecamatan Mestong
kabupaten Muaro Jambi penelitian ini bertujuan mengetahui: Strategi
kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, faktor yang
menghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat, kecamatan Mestong kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan penelitian lapangan (field research). Informan kunci dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah menengah atas swasta Islam Darul
Fikri kecamatan Mestong kabupaten Muaro Jambi peserta didik. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data interaktif;
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan
pengecekan keabsahan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:
Temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala sekolah
menengah atas swasta Islam Darul Fikri kecamatan Mestong kabupaten
Muaro Jambi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sangat
beragam. Kepala sekolah dalam strategi meningkatkan partisipasi
masyarakat diantaranya; menyampaikan program sekolah secara
terbuka, memberdayakan komite, membangun kerjasama dengan
masyarakat setempat, yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan
sekolah. Kepala sekolah juga melibatkan masyarakat dalam kebijakan
sekolah, terakhir kepala sekolah dalam strategi meningkatkan partisipasi
masyarakat diantaranya; menggunakan manajemen yang bersifat terbuka
dan melibatkan masyarakat dalam program sekolah, melakukan
pendekatan dengan masyarakat, melibatkan masyarakat dalam berbagai
kegiatan sekolah dan membuat kerjasama dengan tokoh masyarakat
setempat. Kendala yang dihadapi kepala sekolah menengah atas swasta
islam darul fikri kecamatan mestong kabupaten muaro jambi dalam
meningkatkan partisipasi dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan dan
tingkat ekonomi masyarakat. Kendala yang dihadapi kepala sekolah
adalah kurangnya komunikasi yang berkelanjutan dengan pihak
masayarakat sekitar, kurangnya pengetahuan mendidik anak dengan
baik, pergaulan anak dalam lingkungan dan pemahaman dan kesadaran
anak itu sendiri yang belum maksimal.