Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan masyarakat
terhadap pentingnya hukum perlindungan konsumen. Hubungan pelaku usaha
dengan konsumen merupakan hubungan yang saling mengikat dalam sebuah
perikatan yang berbentuk perjanjian. Meningkatnya pelayanan jasa catering
mempengaruhi perekonomian sekitarnya, dengan adanya Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen dan Etika Bisnis Islam sangat
penting dalam penerapan perlindungan konsumen. Dengan maraknya para pelaku
usaha catering tersebut, tentu tidak lepas dari adanya masalah yang dilakukan
oleh penyedia jasa catering. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan
produk dan juga kualitas usaha jasa catering berdasarkan peraturan yang terkait,
agar pelaku usaha tidak melakukan kelalaian dalam usahanya dan
bertanggungjawab jika terjadi kelalaian yang merugikan konsumen. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori perlindungan konsumen dan teori
etika bisnis Islam menurut pemikiran Al-Ghazali. Penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan
teknik pengumpulan data antara lain berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaku Usaha pada pelayanan
jasa catering Lily masih belum menerapkan hukum perlindungan konsumen
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan etika bisnis Islam. Pada
kenyataannya, pelaku usaha jasa catering masih banyak melakukan kesalahan
atau kelalaian di dalam menekuni usaha jasa catering tersebut, yang membuat
konsumen merasa dirugikan. Pada pelayanan jasa Catering Lily, dalam hal
tanggung jawab berupa ganti rugi sudah diterapkan oleh pelaku usaha kepada
konsumen sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) pada
Pasal 7 huruf g bahwa “memberi kompensasi, ganti rugi atau pengantian apabila
barang atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian
dan Etika Bisnis Islam memberi ganti rugi karena perbuatan (dhaman wadh‟u
yadin) sebagaimana kerusaksaan barang yang masih berada ditangan penjual dan
ganti rugi karena tipu daya (dhaman al-maghrur) sebagaimana disebabkan oleh
tidak sesuai dengan akad atau perjanjian sebelumnya yang sudah disepakti. Tidak
hanya pelaku usaha jasa Catering Lily yang melakukan kesalahan atau kelalaian
terhadap konsumennya. Akan tetapi, hal ini juga dilakukan oleh konsumen pada
jasa catering. Dikarenakan bahwa kurangnya pengetahuan terkait hukum
perlindungan konsumen dan etika bisnis Islam antara pelaku usaha dan konsumen,
yang menjadikan hubungan diantaranya tidak seimbang.