Allah SWT menciptakan keistimewaan pada setiap daerah tertentu, begitu juga
dengan daerah di Kabupaten Batang Hari yang kaya akan sumber daya alam
berupa Batu Bara, dari batu bara tersebut seharusnya ada hak para Mustahik zakat
yang harus diberikan kepada mereka, akan tetapi tidak ada dari mereka yang
mengeluarkan zakat karena pemahaman mereka yang berbeda, seperti yang terjadi
di Kelurahan Durian Luncuk mereka berpendapat bahwa zakat tambang batu bara
dikeluarkan bersamaan dengan hasil kerja sehari-hari mereka yang di keuarkan
pada 1 Syawal. Berdasarkan dalil-dalil al-qurán, hadist, dan juga pendapat para
ulama, bahwa barang tambang adalah barang yang wajib dikeluarkan zakatnya
apabila telah mencukupi nishab tanpa menunggu sampai satu tahun dan jumlah
nisab zakat dari tambang (Tambang Batu Bara) sama seperti nisab pada zakat
emas, yaitu 20 mitsqal atau (96 gram) dan zakat yang dikeluarkan adalah 1/40
seperempat puluh dari hasil barang tambang yang sudah mencukupi nisab.
Dikarenakan kajian ini adalah yang melihat sebuah fenomena di dalam
masyarakat, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan sosiologis, yang dimaksud pendekatan sosiologis yaitu ilmu yang
menerangkan suatu keadaan masyarakat yang dilengkapi dengan struktur ataupun
gambaran gejala sosial yang saling berhubungan. Setelah dilakukan penelitian
oleh penyusun, maka terlihatlah bahwa pelaksanaan zakat penghasilan tambang
batu bara di Kelurahan Durian Luncuk bertolak belakang dengan pelaksanaan
zakat tambang menurut hukum islam yang menyatakan bahwa barang tambang
harus dikeluarkan zakatnya apabila telah mecukupi nisab.