Permasalahan yang terjadi selama ini di Kepulauan Riau adalah tidak sesuainya
pelaksanaan pembekalan pranikah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pranikah. Adapun
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan efektivitas pembekalan
pranikah bagi calon pengantin yang ingin menikah sebagai upaya ketahanan
keluarga ditinjau berdasarkan konsep al-maṣlaḥah al-mursalah.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan hukum
yuridis empiris. Penelitian ini juga bersifat deskriptif-analitif. Data dalam penelitian ini
dapat dikelompokkan kepada dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
Adapun teknik pengumpulan data terdiri dari; observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data digunakan langkah-langkah sebagai
berikut: a) pengumpulan data, b) reduksi data, c) penyajian data, dan d) penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Untuk menjamin kebenaran dan keabsahan data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa pembekalan pranikah yang terjadi di
KUA Provinsi Kepulauan Riau yang tidak sesuai dengan Peraturan Dirjen Bimas

Islam, sehingga tidak efektif sebagai upaya ketahanan keluarga. Berdasarkan al-
maṣlaḥah al-mursalah, ditinjau dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam

menetapkan hukum, maka konsep pembekalan pranikah termasuk pada al-
maṣlaḥah al-hajiyyah, karena bukan termasuk bagian dari rukun maupun syarat

perkawinan, akan tetapi pembekalan pranikah ini sangat penting karena berkaitan
tentang akibat yang timbul dan akan sangat membantu secara pengetahuan untuk
membentuk keluarga bahagia, bahkan diharapkan sampai pada derajat sakīnah.
Seharusnya pembekalan pranikah sangat efektif sebagai upaya ketahanan keluarga,
karena dengan adanya pembekalan pranikah, menjadikan kesempurnaan bagi calon
pasangan pengantin, yakni untuk memperoleh pengetahuan tentang perkawinan
demi terwujudnya keluarga sakīnah, mawaddah, warahmah. Pelaksanaan
pembekalan pranikah di KUA Provinsi Kepulauan Riau yang representatif sebagai
upaya ketahanan keluarga perspektif al-Maṣlaḥah al-Mursalah adalah; a) proses
pembekalan pranikah harus diperhatikan; b) metode yang digunakan harus
seragam; c) materi yang disampaikan harus disusun dengan baik; d) kompetensi
narasumber atau pembimbing harus terpenuhi; e) tanggapan calon pengantin harus
menjadi perhatian. Secara kuantitatif deskriptif menurut 17 responden penilai
efektivitas pelaksanaan pembekalan pranikah, diketahui 16 (94,1%) setuju dan
hanya 1 (5,9%) tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembekalan pranikah sangat efektif sebagai ketahanan keluarga.