Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penanganan tindak pidana kecelakaan lalu lintas secara hukum menurut adat setempat, di Desa Peradun Temeras Kecamatan Muara Siau Kabupaten Merangin. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan menggunakan konsep-konsep dari sosiologi hukum dan antropologi hukum, serta mengumpulkan informasi melalui observasi, wawancara, dan diskusi dengan para tokoh adat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian hukum tindakpidana kecelakaan lalu lintas dalam hukum adat di Desa Peradun Temeras, Kecamatan Muara Siau, Kabupaten Merangin yakni benar penyelesaian ini diselesaikan dengan musyawarah antara tokoh adat nenek mamak dan keluarga dari kedua belah pihak, yang mana penyelesian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberi rasa keadilan bagi pihak keluarga yang dirugikan. Dimana sanksi yang diberikan oleh pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas sesuai dengan hukum adat yang berlaku dan kesepakatan antara tokoh adat nenek mamak dan keluarga kedua belah pihak, yang mana pelaku mendapatkan sanksi yang didalam hukum adat Desa Peradun Temeras, Kecamatan Muara Siau, Kabupaten Merangin disebut dengan “hukum bangun”, yaitu kerbau satu ekor beras 100 gantang serta selemak semanisnya. Dan kedua belah pihak disatukan menjadi keluarga besar dalam nasi putih air yang bening.