Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun merupakan desa yang memiliki potensi sumber daya alam seperti pengembangan pertanian kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan desa dalam pengelolaan usaha kopi bukit tempurung di Desa Lubuk Bangkar, dan untuk mengetahui peran badan usaha pada usaha kopi bukit tempurung di Desa Lubuk Bangkar serta perkembangan ekonomi masyarakat Desa Lubuk Bangkar dengan adanya usaha kopi bukit tempurung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif dengan berusaha menjabarkan analisis setiap permasalahan yang ada. Metode pengumpulan data melalui observasi (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini menggunakan teori Fredick Winslow Taylor yaitu manajemen pengelolaan merupakan sebuah ilmu atau seni dalam mengatur proses pemanfaatan dan pengelolaa sumber daya manusia secara efetif dan efisien untuk mencapai tujuan. Dalam teori ini terdapat beberapa indikator kegiatan diantaranya kegiatan Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan, Evaluasi, Pengendalian, Dan Sumber Daya Manusia. adapun hasil penelitian ini yaitu manajemen pengelolaan yang diterapkan pada usaha kopi bukit tempurung adalah dengan menerapkan tujuh indikator diantaranya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, pengendalian, dan Sumber daya manusia ketujuh indikator tersebut berjalan dengan baik hanya saja ada satu indikator yang perlu pengawasan. Lembaga badan usaha pada usaha kopi bukit tempurung telah melakukan perannya dengan baik, hal ini dibuktikan dengan semakin berkembangnya usaha kopi bukit tempurung yang ada di Desa Lubuk Bangkar sehingga dapat memberikan contoh baik pada desa yang ada di Kecamatan Batang Asai untuk turut memanfaatkan potensi desa yang ada. Perkembangan ekonomi masyarakat dengan adanya usaha kopi bukit tempurung dapat dilihat dari faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal berasal dari niat warga dalam mengembangkan perekonomian desa. Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari sumber daya alam yang tersedia dan adanya dukungan dari masyarakat serta pemerintah desa.